"Hasilnya, guyuran
uang sekian puluh miliar dolar dari AS selama 20 tahun ternyata tidak berujung
memberdayakan masyarakat Afghanistan secara umum, tidak juga membantu membangun
infrastruktur dan teknologi negara itu, tapi malah memperkaya industri
militer," ucap Rezasyah kepada wartawan,
Senin (23/8/2021).
Rezasyah menuturkan, AS lupa bahwa dalam mengelola suatu wilayah perlu
integrasi antara ikan dengan air, dalam hal ini AS dan pemerintah Afghanistan
dan kelompok-kelompok yang masih terpecah di negara itu.
Baca Juga:
Taliban: Tugas Wanita Itu Melahirkan, Bukan Jadi Menteri
Selain itu, Rezasyah
juga melihat keengganan AS untuk bertindak membantu Afghanistan keluar lagi
dari cengkraman Taliban saat ini adalah karena kelelahan.
"AS pada satu titik
sudah merasa kalau ini diteruskan tidak akan membawanya kemana-mana. Saya pikir
AS sudah lelah," kata Rezasyah.
Pernyataan senada juga
terlontar dari mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, yang pernah ikut serta dalam proses
perdamaian Afghanistan.
Baca Juga:
Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Kuliah, Tapi…
Dalam wawancara dengan media pada Minggu (22/8/2021), pria yang kerap disapa JK itu menganggap invasi
ke Afghanistan merupakan perang terpanjang yang dilakukan AS.
"AS sendiri sudah
sangat letih berada di Afghanistan karena sudah berjalan 20 tahun berperang.
Ini perang terpanjang AS dan tidak hasilkan sesuatu yang positif bagi
mereka," ucap JK.
Dalam pernyataan di
Gedung Putih, Presiden Biden pun tetap membela keputusannya menarik pasukan AS
dari Afghanistan.