Ia yang masih berusia tujuh tahun melihat kedua orang tuanya bercerai. Hidup Kamala terus berlanjut. Begitulah yang diyakini oleh Kamala yang hidup berpindah-pindah karena pekerjaan ibunya. Pendidikan Kamala tetap diprioritaskan.
Ibunya bahkan rela belum punya rumah agar kedua anaknya – Kamala dan Maya dapat bersekolah. Kamala mampu menuntut ilmu ke Universitas Howard yang secara historis diperuntukan untuk orang kulit hitam di Washington DC.
Baca Juga:
BREAKING NEWS: Donald Trump Menangkan Pilpres AS 2024
Kamala pun selalu mendapat dukungan moril dari komunitas kulit hitam karena peran ibunya. Kondisi itu membuatnya kadang disebut sebagai Afrika-Amerika. Kadang juga Asia-Afrika. Kamala pun lulus dan berhak atas gelar sarjana dalam ilmu politik dan ekonomi pada 1986.
Kamala pun menempuh kembali pendidikan lanjutan dalam bidang Ilmu Hukum. Ia memilih Universitas California, Hastings: UC Hastings (kini: UC Law San Francisco).
Di sana, ia mulai aktif menjadi aktivis kulit hitam progresif. Laku hidup itu membawa lulus dengan dengan gelar Juris Doctor pada 1989.
Baca Juga:
Harris dan Trump Berebut 270 Suara: Siapa Presiden Baru Amerika?
“Shyamala adalah seorang ibu tunggal yang bekerja dan memiliki dua anak. Hingga putri tertuanya masuk sekolah menengah, ia baru mampu membayar uang muka rumahnya sendiri, sesuatu yang sangat ia inginkan. Jaringan dukungan — mulai dari tempat penitipan anak, gereja, wali baptis, dan les piano — terpancar dari Asosiasi Afro Amerika.”
“Profesor sosiologi tempat ibunya sering diskusi, Dashiell, ikatan-ikatan itu menjadi bagian penting Shyamala dalam membesarkan anak-anaknya – Kamala dan Maya. Yang saya maksud bukan secara finansial,” ungkap Ellen Barry dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul How Kamala Harris’s Immigrant Parents Found a Home, and Each Other, in a Black Study Group (2020).
Dari Senator ke Wapres