Dikutip dari VOI, Karier Kamala sebagai aktivis boleh pendek. Namun, kariernya sebagai seorang profesional dalam bidang hukum panjang umur. Kariernya sebagai jaksa mentereng. Ia mampu meraih prestasi sebagai wanita pertama yang menjadi jaksa wilayah di San Francisco.
Karier Kamala pun terus menanjak. Ia mampu menjadi jaksa agung wanita pertama di California dari 2011-2017. Kiprahnya sebagai jaksa agung mentereng. Sekalipun beberapa hal dianggap kontroversial -- termasuk plin-plan terkait penentangan hukuman mati. Namun, Kamala banyak melakukan reformasi hukum di California.
Baca Juga:
BREAKING NEWS: Donald Trump Menangkan Pilpres AS 2024
Ia terlihat pula membela kaum LGBTQ+, keamanan data, hingga memerangi kejahatan seksual. Kamala pun merasa cukup mengeluti bidang hukum. Belakangan ia mulai tertarik masuk politik. Partai Demokrat pun dipilihnya sebagai kendaraan politik.
Partai itu yang kemudian membawanya menjadi calon senator dari California. Popularitasnya sebagai jaksa di California jadi jaminan. Pucuk dicinta ulam tiba. Kamala resmi terpilih sebagai senator pada 2017.
Popularitasnya sebagai senator menanjak kala ia menentang kebijakan Presiden Donald Trump terkait pelarangan kaum Muslim masuk AS pada 2020. Keberanian Kamala dalam bersuara mewakili rakyat AS membuat Joe Biden kepincut.
Baca Juga:
Harris dan Trump Berebut 270 Suara: Siapa Presiden Baru Amerika?
Alhasil, Kamala dipilih Biden sebagai Cawapresnya dalam Pilpres 2020 dan menang. Kamala lagi-lagi menjadi Wapres Asia-Amerika pertama dalam sejarah AS.
“Kamala Harris telah menghabiskan hidupnya dengan menerobos batasan-batasan yang tidak dapat dielakkan dan mengumpulkan prestasi pertama. Ia adalah wanita pertama yang menjabat sebagai jaksa wilayah di San Francisco, jaksa agung wanita pertama di California, orang India-Amerika pertama di Senat AS, kandidat India-Amerika pertama dari partai besar yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden.”
“Sebentar lagi ia akan menjadi wakil presiden perempuan pertama. Jika Joe Biden hanya menjabat satu periode, seperti yang diharapkan, ada kemungkinan bahwa pada tahun 2024 ia bisa menjadi presiden perempuan kulit hitam pertama,” ungkap Arwa Mahdawi dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul The Meaning of Kamala Harris: The Woman Who Will Break New Ground as Vice-President (2020).