WahanaNews.co, Gaza - Hingga Rabu (22/11/2023), militer Israel terus menerus menembakkan artileri ke kompleks Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza Palestina.
Di RS Indonesia, Hani Mahmoud, jurnalis Al Jazeera, melaporkan bahwa "tembakan artileri masih terdengar dan berlanjut."
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Mahmoud menyatakan bahwa dalam serangan terbaru, staf medis telah menjadi sasaran (tembakan Israel) dan dibunuh.
"Sebagian besar fasilitas rumah sakit hancur," tambahnya.
Mahmoud menyatakan bahwa staf RS Indonesia juga tidak dapat mengevakuasi mayat warga Palestina yang tewas di rumah sakit.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Rumah sakit terpaksa menggali kuburan massal di halaman untuk menguburkan sejumlah besar orang yang tewas akibat pengeboman dan serangan udara yang terus berlanjut terhadap rumah sakit tersebut," papar Mahmoud seperti dikutip Al Jazeera.
Sejak Minggu akhir pekan lalu, militer Israel telah mengepung RS Indonesia. Sampai saat ini, dilaporkan bahwa ratusan orang, termasuk pasien dan perawat, masih terjebak di rumah sakit Indonesia.
Israel telah menyerang beberapa fasilitas medis lain di Gaza sebelum RS Indonesia, termasuk rumah sakit terbesar di Gaza, RS Al Shifa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan ketegangan yang terjadi di RS Indonesia, di akun X pada Selasa (21/11/2023).
WHO menyatakan bahwa mereka terkejut dengan serangan yang terjadi hari ini terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, yang mengakibatkan kematian 12 orang, termasuk pasien dan petugas medis.
"Menurut laporan terbaru, RS Indonesia terus dikepung. Tidak ada seorang pun yang diizinkan masuk atau keluar rumah sakit. Ada laporan penembakan terhadap mereka yang mencoba keluar tapi sejauh ini tidak ada korban luka atau korban jiwa," papar WHO menambahkan.
Penasihat kebijakan luar negeri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Ophir Falk, menegaskan serangan militer Israel ke RS Indonesia di Jalur Gaza Palestina sesuai hukum internasional.
"Kami sepenuhnya mematuhi hukum internasional, dengan proporsionalitas, perbedaan, dan ada kebutuhan militer yang jelas untuk menghancurkan Hamas, dan itulah yang kami lakukan," kata Falk kepada reporter Alex Marquardt dari CNN pada Senin (20/11/2023).
"Dalam upaya menghancurkan Hamas, seperti yang dilakukan IDF (militer Israel) saat ini, kami membedakan, membuat perbedaan yang jelas antara warga sipil an teroris," paparnya, menambahkan.
Hingga Rabu (22/11/2023), Kementerian Kesehatan di Gaza mengungkapkan korban tewas akibat agresi Israel telah mencapai 14.128 orang.
Sebanyak 5.600 di antara korban tewas itu adalah anak-anak dan 3.550 korban perempuan.
Video yang diunggah di instagram memperlihatkan aksi Militer Israel menyerang area sekitar RS Indonesia di Gaza. Imbas gempuran tersebut, hingga kini 12 orang dilaporkan tewas. [WahanaNews.co/Tangkapan Layar Instagram @eye.on.palestine].
Kemudian ada sekitar 33 ribu orang terluka akibat agresi Israel yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober lalu ini.
Setelah merusak rumah sakit terbesar di Gaza, RS Al Shifa, Israel mulai mengepung hingga menyerang Rumah Sakit Indonesia di utara wilayah itu sejak Minggu (19/11/2023).
Dikutip CNN, sekitar 12 orang dilaporkan tewas akibat tembakan tank-tank Israel yang menghantam rumah sakit tersebut. Dari belasan korban tewas itu beberapa di antaranya adalah pasien dan staf medis, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza.
Agresi Israel ke Palestina masih berlanjut bahkan semakin membabi buta sejak perangnya dengan Hamas pecah pada 7 Oktober lalu.
Per Senin (20/11), Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan korban tewas akibat agresi Israel sejak 7 Oktober lalu telah mencapai 13 ribu orang.
Sebanyak 5.500 korban tewas merupakan anak-anak, sementara itu sekitar 3.500 korban meninggal lainnya merupakan perempuan.
Saat ini, Israel bahkan semakin gamblang menargetkan rumah sakit di Gaza dalam agresi mereka. Setelah menggeruduk dan memporak-porandakan Rumah Sakit Al Shifa, kini militer Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza.
RS Indonesia yang berada di wilayah utara Jalur Gaza tengah dikepung dan menjadi sasaran pasukan Israel. [WahanaNews.co/Tangkapan Layar Video Dok. Mer-C].
Indonesia mengutuk keras gempuran pasukan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Retno mengatakan dalam konferensi pers virtual pada Senin bahwa Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengecam serangan ke RS Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, warga sipil dan perawat tidak boleh menjadi sasaran konflik, terutama di rumah sakit.
"Petugas kesehatan dan warga sipil tidak boleh dihadapkan pada keadaan horor semacam itu, terutama saat berada di dalam rumah sakit," ucap Tedros lewat akun X.
Agresi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu pun dinilai telah melanggar hukum internasional.
Ada tiga hukum internasional yang tampak dilanggar Israel selama melancarkan agresinya ini yakni hukum humaniter internasional, Statuta Rima soal aturan peperangan, hingga Konvensi PBB tentang Senjata Konvensional Tertentu 1980 yang mengatur larangan penggunaan senjata tertentu dalam perang.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCR) dalam rilisnya pada 10 Oktober lalu menyatakan "ada bukti yang jelas bahwa kejahatan perang kemungkinan telah dilakukan" oleh Israel maupun Hamas sejak konflik pecah awal bulan lalu.
Melalui pernyataan yang diunggah di X pada Selasa (21/11), WHO membeberkan ketegangan situasi di RS Indonesia yang kini masih dikepung militer Israel hingga terisolasi dari dunia luar.
"WHO dikejutkan dengan serangan hari ini terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara yang mengakibatkan terbunuhnya 12 orang termasuk pasien dan petugas medis yang berada di rumah sakit tersebut," bunyi pernyataan WHO.
"Menurut laporan terbaru, RS Indonesia terus dikepung. Tidak ada seorang pun yang diizinkan masuk atau keluar rumah sakit. Ada laporan penembakan terhadap mereka yang mencoba keluar. Sejauh ini tidak ada laporan korban lagi," papar WHO menambahkan.
WHO juga menyatakan bahwa kondisi RS Indonesia semakin memburuk, seperti kebanyakan rumah sakit lainnya di Jalur Gaza yang hampir lumpuh akibat agresi Israel.
WHO menyatakan bahwa setidaknya lima serangan telah menyebabkan kerusakan pada rumah sakit Indonesia sejak 7 Oktober.
Rumah sakit hanya mampu menyediakan layanan dasar, sehingga membahayakan nyawa pasien yang mengalami cedera parah dan keadaan darurat medis lainnya.
Sementara rumah sakit ini, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan yang aman, berubah menjadi tempat kematian, kehancuran, dan keputusasaan, dunia tidak bisa tinggal diam.
Israel menyatakan bahwa rumah sakit terbesar di Gaza itu menyembunyikan infrastruktur Hamas. Mereka juga mengklaim telah menemukan terowongan milisi. Tetapi Israel belum benar-benar membuktikan klaim mereka.
Sejak pertempuran Israel dengan Hamas dimulai pada 7 Oktober lalu, agresinya ke Palestina terus berlanjut dan semakin tidak terkendali.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]