WahanaNews.co | Selama pembicaraan antara Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan Presiden Volodymyr Zelensky di Kiev, Ukraina, kedua pemimpin membahas isu-isu utama dalam agenda global.
Pertama-tama, perhatian diberikan untuk mencabut blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Ini termasuk pula melanjutkan ekspor produk pertanian domestik secara penuh.
“Rusia memeras dunia dengan kelaparan. Mereka memblokir pasokan makanan dari Ukraina, yang memainkan peran menstabilkan pasar dunia,” ujar Presiden Zelensky dalam konferensi pers bersama, yang disiarkan online oleh Kantor Presiden Ukraina, Rabu (29/6/2022).
“Puluhan juta ton gandum dari Ukraina harus sampai ke konsumen, khususnya masyarakat Indonesia," kata Zelensky, menekankan.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Sang Kepala Negara juga mengumumkan kesepakatan untuk meluncurkan kunjungan bebas visa antara Ukraina dan Indonesia.
"Ini kabar baik. Ini penting bagi negara kita dari semua sudut pandang untuk ekonomi, pembangunan sosial, pendidikan, hubungan manusia," tegas Presiden Ukraina itu.
Kepedulian Indonesia
Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kunjungannya ini merupakan ujud kepedulian Indonesia terhadap Ukraina.
"Saya sampaikan ke Presiden Zelensky bahwa kunjungan ini saya lakukan sebagai manifestasi kepedulian Indonesia terhadap situasi di Ukraina," ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan pernyataan pers bersama Presiden Zelensky selepas pertemuan.
Jokowi menegaskan posisi Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.
Meskipun masih sangat sulit dicapai, Jokowi menyampaikan pentingnya penyelesaian konflik dengan jalan damai.
"Dalam kaitan ini, saya menawarkan diri untuk membawa pesan dari Presiden Zelensky untuk Presiden Putin yang akan saya kunjungi segera," ucap mantan Wali Kota Solo itu.
Jokowi juga menyampaikan kepeduliannya terhadap dampak perang bagi kemanusiaan.
Dengan kemampuan yang ada, rakyat dan pemerintah Indonesia berusaha memberikan kontribusi bantuan, termasuk obat-obatan dan komitmen rekonstruksi rumah sakit di sekitar Kiev.
Rencana Jahat Rusia
Di hari yang sama dengan kedatangan Presiden Jokowi di Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky menyampaikan kepada para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bahwa ambisi Rusia tidak hanya berhenti di negaranya.
"Ini bukan perang yang dilancarkan oleh Rusia hanya untuk melawan Ukraina. Ini adalah perang untuk hak memerintah kondisi di Eropa --untuk mengatur tatanan dunia di masa depan," kata dia, dalam pidato virtual yang disampaikan pada KTT NATO di Madrid, Rabu (29/6/2022).
Zelensky mengatakan, Ukraina membutuhkan senjata yang lebih canggih dan uang untuk mempertahankan diri dalam perang melawan Rusia.
Biaya yang dibutuhkan Ukraina untuk melawan invasi Rusia adalah sekitar lima miliar dolar AS (Rp 74,3 triliun) per bulan, kata dia.
"Dukungan keuangan untuk Ukraina sekarang tidak kalah pentingnya dengan bantuan senjata. Kami membutuhkan sekitar lima miliar dolar per bulan --dan itu adalah hal mendasar. Inilah yang dibutuhkan untuk pertahanan, untuk keamanan."
"Itulah mengapa sangat penting untuk mendukung Ukraina, bahkan sekarang, dengan senjata, keuangan, dan sanksi politik terhadap Rusia, yang akan menghentikan kemampuannya untuk mendanai perang," ujar Zelensky.
Dia mengatakan, Ukraina juga membutuhkan rudal modern dan sistem pertahanan udara untuk melawan artileri Rusia.
"Dengan memberikannya kepada kami, Anda benar-benar dapat mematahkan taktik Rusia untuk menghancurkan kota-kota dan meneror warga sipil," kata dia.
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan menyingkirkan apa yang disebutnya nasionalisme anti Rusia yang dikobarkan oleh Barat.
Sementara, Ukraina dan Barat mengatakan Rusia melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.
Zelensky mengatakan, Rusia tidak ingin berhenti mengambil wilayah Ukraina selatan atau wilayah Donbas di Ukraina timur, tempat pertempuran terberat selama perang sedang berlangsung.
"Ia ingin mengambil kota demi kota di Eropa, yang oleh kepemimpinan Rusia dianggap miliknya dan bukan negara merdeka. Ini adalah tujuan nyata Rusia," kata Zelensky.
"Pertanyaannya adalah… siapa yang selanjutnya untuk Rusia? Moldova? Negara-negara Baltik? Polandia? Jawabannya adalah semuanya."
Lebih lanjut, Zelenskyy mengatakan bahwa sementara NATO sedang mengadaptasi strategi untuk keamanan masyarakat dan negara anggotanya, Ukraina tengah menderita akibat rudal jelajah, penyiksaan, pembunuhan anak-anak, dan pemerkosaan perempuan. [gun]