Trond Jensen, Kepala OCHA di Nigeria, menyebut bahwa dibutuhkan dana sebesar $300 juta (sekitar Rp4,9 triliun) guna merespons situasi darurat ini.
Dari jumlah tersebut, $160 juta (Rp2,6 triliun) dialokasikan untuk sektor penting seperti ketahanan pangan, gizi, air bersih, sanitasi, kesehatan, perlindungan, dan logistik.
Baca Juga:
WHO: Nigeria Pertama Luncurkan Vaksin Men5CV Baru untuk Meningitis
Dana ini dinilai krusial untuk menghadapi masa-masa rawan, khususnya saat musim paceklik.
Namun, Jensen juga mengungkapkan keprihatinan bahwa kapasitas penanganan krisis kian terbatas, terutama karena pembekuan bantuan dari Amerika Serikat dan pengurangan kontribusi dari sejumlah donor lain.
Kekurangan dana tersebut telah memaksa OCHA untuk memangkas target penerima bantuan dari empat juta menjadi hanya dua juta orang.
Baca Juga:
Kelompok Gerilyawan Islam Culik 50 Orang di Timur Laut Nigeria
Langkah ini menyusul pengumuman OCHA tentang rencana pengurangan skala operasinya di Nigeria, akibat defisit dana sebesar $58 juta (Rp952,6 miliar).
UNICEF dan OCHA memperingatkan bahwa tanpa langkah cepat dan dukungan internasional, krisis ini bisa berkembang menjadi bencana kemanusiaan yang lebih luas dan berdampak pada jutaan warga Nigeria.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.