WahanaNews.co | Presiden
Brasil, Jair Bolsonaro, sejak awal pandemi selalu meremehkan bahaya virus
Corona. Dia selalu bilang "amit-amit" soal vaksinasi, dan bersikeras tak mau
disuntik, bahkan ketika Brasil mulai meluncurkan program vaksinasi Corona
massal.
Baca Juga:
Pendaki Asal Brasil Terjatuh di Gunung Rinjani, SAR Temukan dalam Kondisi Meninggal
Bolsonaro malahn menebar keraguan soal efek samping vaksin
Corona yang disebutnya bisa mengubah manusia menjadi buaya atau membuat wanita
berjanggut.
Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Sabtu
(19/12/2020), Bolsonaro yang "Dalam kontrak Pfizer sangat jelas
dinyatakan: 'kami tidak bertanggung jawab atas efek samping apapun'. Jika Anda
berubah menjadi buaya, itu masalah Anda," ucap Bolsonaro dalam
pernyataannya.
Vaksin Corona buatan Pfizer-BioNTech tengah menjalani uji
klinis di Brasil selama beberapa pekan, namun sudah mendapat izin penggunaan
darurat dan mulai disuntikkan kepada warga sipil di Amerika Serikat (AS) dan
Inggris.
Baca Juga:
Neymar Perpanjang Kontrak di Santos hingga 2025, Siap Bangkit Demi Piala Dunia
"Jika Anda menjadi manusia super, jika seorang wanita
mulai menumbuhkan janggut atau jika seorang pria mulai berbicara dengan suara
feminin, mereka tidak ada hubungannya dengan itu," sebut Bolsonaro merujuk
pada pihak produsen vaksin. "Atau lebih buruk, itu mempermainkan sistem
kekebalan kita," imbuhnya.
Klaim Bolsonaro yang tidak berdasar itu dilontarkan saat
peluncuran program vaksinasi Corona pada Rabu (16/12) waktu setempat.
Disebutkan Bolsonaro bahwa vaksinasi Corona di Brasil akan digratiskan untuk
seluruh warga, namun tidak diwajibkan.
Putusan Mahkamah Agung Brasil pada Kamis (17/12) waktu
setempat, menyatakan bahwa vaksinasi Corona itu wajib, namun tidak bisa
'dipaksakan' kepada warga. Itu berarti otoritas Brasil bisa menghukum denda
warga yang enggan divaksin dan melarang mereka untuk mendatangi tempat-tempat
umum, namun tidak bisa memaksa mereka divaksin.
Ditambahkan Bolsonaro bahwa begitu vaksin Corona mendapat
izin badan regulator kesehatan Brasil, ANVISA, maka vaksin akan tersedia untuk
semua orang. "Vaksin akan ditawarkan ke semua orang, tapi mereka yang
tidak ingin mendapatkannya tidak perlu menerimanya," ucap Bolsonaro.
"Saya tidak akan menerimanya. Beberapa orang menyebut
saya memberi contoh buruk. Tapi kepada orang-orang dungu, kepada orang-orang
bodoh yang mengatakan ini, saya memberi tahu mereka bahwa saya sudah terkena
virus, saya memiliki antibodi, jadi mengapa harus divaksinasi?" tegasnya.
Ada sejumlah kecil kasus infeksi ulang yang jelas terjadi,
meskipun tidak ada kepastian apakah seseorang bisa terinfeksi kembali virus
Corona atau berapa lama kekebalan bertahan. Bolsonaro terinfeksi Corona pada
Juli lalu dan sembuh dalam waktu tiga minggu.
Brasil tengah menghadapi gelombang kedua virus Corona.
Sejauh ini, lebih dari 7,1 juta kasus Corona terkonfirmasi di negara ini,
dengan nyaris 185 ribu kematian. Program vaksinasi Corona di Brasil dikritik
terlambat dan kacau. [dhn]