Sejak akhir Juli, pesawat militer dari Yordania dan Uni Emirat Arab sudah mulai beroperasi di wilayah udara Gaza untuk menjatuhkan bantuan makanan.
Militer Yordania melaporkan bahwa mereka bekerja sama dengan UEA untuk mengirimkan 25 ton bantuan dalam tiga palet parasut.
Baca Juga:
Dari AFP Hingga Times of Israel, Media Asing Soroti Solusi Perdamaian Prabowo di PBB
Militer Israel mengaku sejak Sabtu (26/7/2025) telah menjatuhkan tujuh palet bantuan tambahan ke wilayah Gaza sebagai bagian dari pembukaan akses udara sementara.
Langkah ini dilakukan setelah protes keras dari masyarakat internasional yang menuding Israel secara sengaja membiarkan warga Gaza kelaparan sebagai bentuk penghukuman kolektif.
Sebagai bentuk respons, Israel membuka sebagian wilayah udara dan mengumumkan penghentian sementara serangan di tiga wilayah Gaza -- Al-Mawasi, Deir al-Balah, dan Gaza City -- untuk memberikan "rute aman" bagi distribusi bantuan.
Baca Juga:
Keputusan Bersejarah: Inggris Akui Kedaulatan Palestina di Tengah Krisis Gaza
Kelompok-kelompok internasional telah sejak awal menyuarakan kekhawatiran bahwa metode pengiriman bantuan dari udara terlalu mahal dan sangat berisiko melukai warga.
Dalam sejumlah kasus sebelumnya, paket bantuan berat dilaporkan menimpa tenda pengungsian dan bahkan jatuh ke laut, sehingga warga berdesakan dan mempertaruhkan nyawa demi mengambilnya.
Karena alasan itu pula, desakan terhadap Israel untuk membuka jalur darat semakin keras disuarakan.