WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gelombang panas ekstrem yang sedang melanda Prancis telah menelan korban jiwa.
Dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat gangguan kesehatan yang dipicu oleh suhu tinggi tersebut.
Baca Juga:
AS Panik, Inggris dan Prancis Diperingatkan agar Tak Akui Negara Palestina
“Lebih dari 300 orang telah ditangani oleh petugas pemadam kebakaran dan dua di antaranya meninggal dunia akibat penyakit yang berhubungan dengan panas ekstrem,” ungkap Menteri Transisi Ekologi Prancis, Agnès Pannier-Runacher, dalam pernyataan resmi dikutip dari AFP, Rabu (2/7/2025).
Negara itu kini menghadapi musim panas yang ekstrem. Data menunjukkan bahwa bulan Juni tahun ini merupakan yang terpanas kedua sejak pengukuran suhu dimulai pada tahun 1900.
Di ibu kota Paris, suhu mencapai 40 derajat Celsius pada Selasa (1/7/2025). Meski diprediksi akan menurun menjadi 35 derajat pada Rabu dan 28 derajat pada Kamis, cuaca panas tetap menjadi perhatian serius.
Baca Juga:
Presiden Macron Kagumi Candi Borobudur: Lambang Keunggulan Manusia dan Inspirasi Dunia
Pemerintah telah mengeluarkan peringatan bagi kelompok yang paling rentan, seperti lansia, anak-anak, serta mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.
Para pakar menyebut fenomena ini sebagai “pembunuh senyap” karena efeknya sering tidak terlihat hingga terlambat.
“Karena perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, gelombang panas kini terjadi lebih sering dan lebih intens. Ini adalah kondisi yang harus mulai kita biasakan,” jelas Clare Nullis, juru bicara Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dari Jenewa, Swiss.