CHP juga berhasil mempertahankan kursi Wali Kota Ankara dan bahkan memperoleh 15 kursi Wali Kota lainnya di Turki.
"Mereka yang tidak memahami pesan negara pada akhirnya akan kalah," ucap Imamolgu (53) saat berbicara kepada ribuan pendukungnya yang merayakan kemenangan pada Minggu (31/3) malam. Beberapa dari mereka bahkan meneriakkan agar Erdogan mengundurkan diri dari jabatannya.
Baca Juga:
Ironi Raksasa Energi, Krisis Gas Iran yang Mengguncang Negeri
"Malam ini, 16 juta warga Istanbul mengirimkan pesan baik kepada saingan kami dan sang presiden," cetusnya.
Imamoglu, yang dulunya seorang pengusaha, memasuki arena politik Turki pada tahun 2008 dan kini dianggap sebagai pesaing utama Erdogan dalam pemilihan presiden.
Namun, hasil dari pemilihan daerah ini menandai kekalahan terbesar bagi Erdogan dan AKP yang telah berkuasa selama lebih dari dua dekade di Turki, dan dipandang sebagai sinyal perubahan dalam politik negara tersebut.
Baca Juga:
Turki Denda Google Rp1,3 Triliun Karena Langgar Hukum Persaingan
Erdogan, yang juga pernah menjabat sebagai Wali Kota Istanbul, kota kelahirannya, pada tahun 1990-an, telah aktif berkampanye menjelang pemilihan daerah Turki.
Dalam pernyataannya di markas AKP di Ankara, Erdogan menyebut hasil dari pemilihan daerah ini sebagai "titik balik". Dia mengakui bahwa aliansinya telah "kehilangan posisi" di seluruh negeri dan berjanji untuk merespons pesan yang disampaikan oleh para pemilih.
Erdogan dan partainya mengalami nasib yang lebih buruk dari yang diperkirakan dalam jajak pendapat, yang menurut analis, disebabkan oleh meningkatnya inflasi, ketidakpuasan dari pemilih Islam, dan dominasi Imamoglu di Istanbul yang melebihi basis dukungan dari CHP yang bersifat sekuler.