WahanaNews.co | Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, memberi peringatan pada aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk tidak mengirimkan sistem pertahanan rudal Patriot buatan Amerika Serikat (AS) kepada Ukraina.
Medvedev yang juga sekutu dekat Presiden Vladimir Putin ini mengecam aliansi NATO sebagai 'entitas kriminal' karena mengirimkan persenjataan ke Ukraina yang disebutnya sebagai 'rezim ekstremis'.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Seperti dilansir Reuters, Rabu (30/11/2022), Medvedev yang menjabat Presiden Rusia tahun 2008-2012 lalu, mencuat sebagai salah satu pendukung radikal untuk invasi Rusia ke Ukraina, yang menuai kritikan Barat.
Dia bahkan melontarkan kecaman-kecaman keras untuk Barat via media sosial.
Komentar terbaru Medvedev disampaikan setelah otoritas Ukraina meminta mitra-mitra Barat untuk mengirimkan pertahanan udara, termasuk sistem rudal Patriot, untuk melindungi wilayahnya dari serangan pasukan Rusia terhadap infrastruktur energi.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
"Jika, seperti yang diisyaratkan (Sekretaris Jenderal NATO Jens) Stoltenberg, NATO akan memasok sistem Patriot kepada para fanatik Ukraina bersama dengan personel NATO, mereka akan dengan segera menjadi target yang sah bagi Angkatan Bersenjata kami," tegas Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia itu dalam pernyataan via Telegram.
Tidak jelas apakah Medvedev merujuk pada sistem Patriot, pasukan Ukraina atau personel NATO saat menyebut target sah.
"Dunia yang beradab tidak membutuhkan organisasi ini. Mereka harus bertobat untuk kemanusiaan dan dibubarkan sebagai entitas kriminal," cetus Medvedev yang kini menjabat Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia.