Luncuran gas air mata hingga peluru
karet dan tajam harus dihadapi massa aksi.
Sebelumnya, kelompok
hak asasi manusia semula mencatat, aksi pada Rabu (3/3/2021) itu menewaskan 18 orang.
Baca Juga:
Bertahan di Rakhine, Etnis Rohingya Seolah Hidup Tanpa Harapan
Data itu terus diperbarui seiring
penambahan korban.
Laporan Reuters, berdasarkan saksi mata, menulis, di beberapa kota, pasukan keamanan terpaksa melepaskan
tembakan dengan sedikit peringatan.
"Ini mengerikan. Ini pembantaian. Tak ada kata-kata yang
tepat untuk menggambarkan situasi dan perasaan kami," ungkap salah seorang
aktivis, Thinzar Shunlei Yi, dikutip dari Reuters.
Baca Juga:
Aung San Suu Kyi Divonis 6 Tahun Penjara
Sementara itu, seorang
juru bicara dewan militer yang tengah berkuasa tidak menjawab panggilan telepon
ketika dimintai klarifikasi soal kondisi tersebut.
Di Yangon, saksi mata mengungkapkan
sedikitnya delapan orang tewas.
Seorang di antaranya meninggal pada
pagi hari dan tujuh orang lainnya tewas ketika pasukan keamanan memberondong
tembakan di sebuah kawasan di utara kota pada sore harinya.