"Saya mendengar begitu banyak
tembakan terus-menerus. Saya berbaring di tanah, mereka begitu banyak
mengeluarkan tembakan," tutur salah satu pengunjuk rasa, Kaung Pyae Sone
Tun.
Korban dengan jumlah besar juga
tercatat di pusat kota Monywa, di mana enam orang tewas.
Baca Juga:
Bertahan di Rakhine, Etnis Rohingya Seolah Hidup Tanpa Harapan
Diikuti kemudian korban terbesar kedua, yakni di Kota Mandalay.
Save the Children, dalam sebuah pernyataan tertulis, mengungkapkan, para korban yang tewas itu termasuk empat di
antaranya anak-anak.
Seorang bocah lelaki usia 14
dilaporkan ditembak mati oleh seorang tentara dalam konvoi truk militer.
Baca Juga:
Aung San Suu Kyi Divonis 6 Tahun Penjara
Laporan Reuters menulis, sedikitnya ada 40 orang yang tewas sejak kudeta
terjadi bulan lalu.
Paus Fransiskus mengungkapkan rasa
duka atas kekerasan yang menimpa rakyat Myanmar melalui cuitan di Twitter.
"Berita sedih tentang bentrokan berdarah dan hilangnya nyawa ... Saya
memohon kepada pihak berwenang yang terlibat bahwa berdialog akan lebih baik
dibanding penindasan," tulis Pemimpin Katolik tersebut.