Meskipun ada progres seperti pertukaran tahanan dan pemulangan jenazah, pembicaraan itu belum mampu menghentikan konflik secara menyeluruh.
Menanggapi dorongan dari AS, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, menyampaikan bahwa Moskow tetap terbuka untuk melanjutkan dialog di Istanbul.
Baca Juga:
Iran Klaim Tembak 10 Jet Tempur Israel dalam Satu Jam, Dunia Tegang
Ia menyatakan bahwa pemerintah Rusia tidak menutup pintu untuk penyelesaian diplomatik.
Di sisi lain, Ukraina melalui Wakil Duta Besarnya untuk PBB, Khrystyna Hayovyshyn, menegaskan bahwa negaranya hanya akan menerima perdamaian yang adil, menyeluruh, dan berlandaskan pada prinsip-prinsip Piagam PBB.
“Kami tidak akan menerima solusi yang parsial atau bersifat sementara. Ukraina menuntut penghentian total atas tindakan militer Rusia,” tegas Hayovyshyn.
Baca Juga:
3 Dampak Serius Serangan Israel ke Iran: Potensi Konflik Kawasan hingga Lonjakan Harga Energi
Suasana rapat Dewan Keamanan PBB berlangsung dalam ketegangan tinggi, mencerminkan urgensi situasi yang dihadapi.
Tenggat waktu 8 Agustus yang ditetapkan Presiden Trump kini menjadi batas penting dalam upaya mencari solusi damai.
Tekanan diplomatik terhadap kedua negara semakin meningkat, dan masyarakat internasional dituntut untuk mengambil peran lebih aktif dalam mendorong berakhirnya perang yang berkepanjangan ini.