Pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB untuk tahun 2030 kini kian sulit direalisasikan.
Negara-negara kaya malah mundur dari tanggung jawab pendanaan, memperparah kesenjangan global.
Baca Juga:
Gara-Gara Ikut Demo Pro-Palestina, AS Cabut Visa Presiden Kolombia
Pemangkasan dana oleh negara maju telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.
Di masa pemerintahan Donald Trump, anggaran lembaga USAID dipotong secara signifikan, mencerminkan tren penurunan dukungan. Jerman, Inggris, dan Prancis juga mengambil langkah serupa.
Pemotongan tersebut, menurut sejumlah negara, dilakukan karena prioritas pengeluaran beralih ke bidang pertahanan dan keamanan. Oxfam menilai ini sebagai gelombang pemotongan bantuan luar negeri terbesar sejak 1960.
Baca Juga:
Pidato 'Keras' Petro di PBB Guncang Dunia, Serang Trump dan Serukan Intervensi Gaza
Menurut PBB, kesenjangan pendanaan pembangunan kini menyentuh angka US$4 triliun (Rp64,9 triliun) per tahun.
Sementara itu, lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia masih bertahan hidup dengan penghasilan kurang dari US$3 (Rp48.675) per hari.
Salah satu agenda utama konferensi kali ini adalah reformasi terhadap sistem keuangan global.