“Ketegangan dengan India memberi tekanan tambahan pada pengeluaran negara, khususnya untuk pertahanan dan keamanan. Dalam situasi ini, disiplin fiskal menjadi semakin mendesak,” kata Dr. Ayesha Saeed, ekonom senior di Karachi Institute for Policy Research.
Pertumbuhan Ekonomi dan Tantangan Inflasi
Baca Juga:
Hadapi Ancaman Perang Modern: Anggota BPK RI Nilai Indonesia Butuh Matra Siber TNI
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Pakistan sebesar 3,6% pada tahun fiskal mendatang, dengan inflasi diperkirakan naik dari 5,1% menjadi 7,7%.
Di sisi pendapatan negara, penerimaan pajak diproyeksikan meningkat lebih dari Rs1,4 triliun (USD5 miliar atau Rp79,7 triliun) dari Rs12,4 triliun tahun ini.
Lembaga keuangan internasional itu juga menyerukan peran aktif dari pemerintah provinsi, termasuk optimalisasi pemungutan pajak sektor pertanian, sektor yang selama ini belum tergarap maksimal, namun menyimpan potensi besar.
Baca Juga:
Trump Berencana Ganti Nama Departemen Pertahanan Jadi Departemen Perang
Efisiensi Anggaran
Meski total pengeluaran negara diperkirakan meningkat hingga Rs26,57 triliun (USD94,7 miliar atau Rp1.514 triliun), IMF mendorong efisiensi anggaran dengan menargetkan penurunan belanja pemerintah sebagai persentase dari PDB, dari 21,6% menjadi 20,3%.
Sebagian besar peningkatan belanja negara dipicu oleh kebutuhan penguatan militer, termasuk modernisasi senjata dan kesiapsiagaan pertahanan yang disebut-sebut sebagai respons terhadap kemungkinan konfrontasi di perbatasan dengan India.