Di sisi lain, Kantor Perdana Menteri Inggris belum memberi tanggapan terkait pernyataan Ghani tersebut. Namun kepala penegak disiplin pemerintah Inggris, Mark Spencer, membantah tudingan ini.
Dia bahkan menyebut apa yang diucapkan Ghani adalah fitnah.
Baca Juga:
Mengenal Olahraga Bulutangkis dan Sejarah Penemuannya
"Tuduhan ini sepenuhnya salah dan saya menganggapnya sebagai fitnah," katanya di Twitter.
Pengakuan Ghani muncul ketika pemerintahan Johnson terus menjadi sorotan dan berada di ujung tanduk.
Salah satu politikus Konservatif bahkan baru-baru ini berjanji akan mendatangi polisi untuk membawa berbagai skandal pemerintahan Johnson, salah satunya dugaan pemerasan komite disiplin parlemen terhadap para anggota yang dicurigai mencoba memaksa Johnson mundur sebagai PM.
Baca Juga:
Begini Sejarah Permainan Sepak Bola dan Perkembangannya
Seruan Johnson untuk mundur sebagai perdana menteri memang terus menyeruak sejak pesta yang diadakan di kantornya di Downing Street saat lockdown ketat pada Mei 2020 lalu terungkap ke publik. Johnson pun mengaku turut hadir dalam pesta minum-minum itu.
Skandal-skandal tersebut memang menggilas dukungan publik terhadap Jhonson baik secara pribadi maupun terhadap partainya. Hal ini juga lah yang membuat Johnson menghadapi krisis paling serius dari jabatan perdana menteri yang tengah dia emban.
Partai Konservatif sebelumnya juga menghadapi tuduhan Islamofobia. Sebuah laporan pada Mei tahun lalu mengkritik cara mereka menangani keluhan diskriminasi terhadap Muslim.