WahanaNews.co, Jakarta - Seorang ahli PBB mengkritik usaha Amerika Serikat yang terus meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pelapor Khusus PBB tentang Hak atas Pangan, Michael Fakhri, menyatakan bahwa upaya tersebut dianggap tidak efektif jika Amerika Serikat terus memberikan bantuan militer kepada Israel.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
Amerika Serikat telah diketahui mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui jalur udara.
Sementara itu, pemerintahan Joe Biden baru-baru ini mengumumkan rencana pembangunan pelabuhan sementara di tepi pantai Mediterania untuk mendukung pengiriman bantuan ke Gaza melalui laut.
"Bantuan dari udara khususnya tidak akan banyak membantu meringankan kelaparan akibat kekurangan gizi, dan tidak akan memperlambat kelaparan,” kata Michael Fakhri kepada wartawan di Jenewa, dikutip dari Reuters.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Dia memperingatkan akan terjadinya kekacauan karena orang-orang yang kelaparan akan saling berebut pasokan.
Soal pelabuhan, katanya, belum ada pihak yang memintanya.
Fakhri menyebut metode pengiman bantuan lewat pelabuhan dan pesawat sebagai pilihan terakhir.
“Saat negara-negara mamakai metode udara dan dermaga maritim ini, biasanya, jika tidak selalu, adalah situasi ketika Anda ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah musuh,” katanya.
Misi diplomatik AS di Jenewa tidak segera bersedia menanggapi pernyataan yang disampaikan pada Jumat malam tersebut.
Fakhri, seorang profesor hukum Lebanon-Kanada, diberi mandat oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk mendokumentasikan dan memberi nasihat mengenai keamanan pangan global.
Ia menyatakan bahwa pendekatan seperti itu tidak masuk akal selama Amerika Serikat terus memberikan dukungan militer kepada Israel.
Undang-undang AS telah memproyeksikan adanya penambahan bantuan militer baru sebesar 17,6 miliar dolar Amerika kepada Israel sepanjang berlanjutnya konflik melawan Hamas sejak 7 Oktober.
Fakhri mengungkapkan bahwa ini tidak hanya tentang aliansi, melainkan seperti suatu bentuk pernikahan, dan dia menganggapnya sulit untuk dipahami.
Ia juga menggambarkan langkah-langkah bantuan kemanusiaan terkini sebagai suatu usaha untuk menarik perhatian masyarakat, dengan maksud mempengaruhi atmosfer menjelang pemilihan presiden AS yang semakin dekat.
"Penafsiran inilah yang rasional (untuk pengumuman bantuan ini) karena … dari perspektif kemanusiaan, perspektif internasional, dan perspektif hak asasi manusia, tindakan tersebut tidak masuk akal dalam cara yang gelap dan sinis," ucapnya.
Fakhri, yang telah mengeluarkan kritik terhadap Israel di media sosial, menyampaikan pada hari Kamis kepada Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa bahwa Israel merusak sistem pangan Gaza sebagai bagian dari "kampanye kelaparan" yang lebih luas.
Para utusan Israel menilai pernyataan ini sebagai kebohongan dan menegaskan dengan tegas bahwa mereka tidak membatasi bantuan yang dikirim ke Gaza.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]