Penusukan itu dikecam oleh penulis dan politikus di seluruh dunia sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi. Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, Presiden AS Joe Biden, memuji cita-cita universal yang diwujudkan oleh Rushdie dan karyanya.
"Kebenaran. Keberanian. Ketahanan. Kemampuan untuk berbagi ide tanpa rasa takut. Ini adalah blok bangunan dari setiap masyarakat yang bebas dan terbuka," kata Biden.
Baca Juga:
Annie Ernaux Dinobatkan Sebagai Pemenang Nobel Sastra 2022
Jaksa selama dakwaan Matar menyatakan, Rushdie ditikam 10 kali.
Dia telah melakukan serangan yang direncanakan dengan bukti melakukan perjalanan dengan bus ke Chautauqua Institution dan membeli tiket yang memungkinkan dia untuk bertemu dengan Rushdie.
Matar ditangkap di tempat kejadian oleh seorang polisi negara bagian setelah dilumpuhkan ke lantai oleh penonton.
Baca Juga:
Iran Bantah Pihaknya Terlibat Penikaman Salman Rushdie
Saksi mata mengatakan dia tidak berbicara saat sedang menyerang penulis.
Rushdie lahir dalam keluarga Muslim Kashmir di Bombay, sekarang Mumbai, sebelum pindah ke Inggris.
Kepindahan dilakukan usai dia menghadapi ancaman pembunuhan atas karya kontroversi Satanic Verses, yang dipandang mengandung bagian-bagian yang menghujat Nabi Muhammad SAW.