Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Senin malam, Netanyahu berjanji untuk "membasmi teroris" yang masih ada di Israel. "Apa yang akan kita lakukan terhadap musuh-musuh kita dalam beberapa hari mendatang akan berdampak pada mereka selama beberapa generasi," katanya, dilansir The Guardian, Selasa (10/10/2023).
Israel secara resmi menyatakan perang pada Minggu dan memanggil 300.000 tentara cadangan untuk bertugas, menandakan kemungkinan serangan darat ke Gaza - sebuah tindakan yang di masa lalu selalu menyebabkan pertumpahan darah lebih lanjut.
Baca Juga:
Trump Minta Gaza ‘Dikosongkan’, PBB dan Dunia Arab Pasang Badan untuk Palestina
Namun, pasukan Israel menghadapi tugas yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu berperang di perkotaan, sementara puluhan sandera kemungkinan besar disembunyikan di terowongan dan ruang bawah tanah di seluruh Jalur Gaza.
Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, mengeklaim pada Senin bahwa pemboman Israel telah menewaskan "empat tawanan musuh dan para penculiknya".
Kemudian, dia mengatakan Hamas akan membunuh seorang tawanan sipil Israel sebagai imbalan atas pengeboman baru Israel terhadap rumah-rumah warga sipil "tanpa peringatan sebelumnya".
Baca Juga:
Presiden Trump Konfirmasi Bom Seberat 2.000 pon Dalam Perjalanan Menuju Israel
Dalam pernyataan audio, Ubaida mengatakan telah terjadi serangan hebat oleh Israel terhadap wilayah sipil di Gaza di mana apartemen-apartemen dihancurkan.
"Kami telah memutuskan untuk mengakhiri hal ini dan mulai sekarang, dan kami menyatakan bahwa setiap penargetan terhadap warga kami di rumah mereka tanpa peringatan sebelumnya akan berakibat pada eksekusi salah satu sandera warga sipil yang kami tahan," katanya.
Dalam pertempuran sebelumnya, Israel terkadang memperingatkan warga sipil di Gaza akan kemungkinan serangan terhadap bangunan tempat tinggal. Hal ini dilakukan melalui pesan teks atau panggilan telepon ke warga Palestina.