WahanaNews.co | Pengadilan Keadilan Transisi (JEP) mengungkap, pasukan pemberontak
Kolombia (FARC) yang sekarang didemobilisasi ternyata merekrut lebih dari 18
ribu anak-anak untuk menjadi prajurit selama lebih dari 20 tahun.
JEP menyebut, FARC
telah melecehkan anak-anak dan melakukan kejahatan perang.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
Dikutip dari Al Jazeera, penyelidikan JEP berkaitan dengan kasus 07, merujuk
kepada kasus perekrutan dan penggunaan anak di bawah umur oleh FARC selama
periode 1996-2016.
Pengadilan juga akan mendengar
kesaksian 26 mantan anggota FARC.
Persidangan ini merupakan salah satu
cara pemerintah untuk mengakhiri perang saudara, antara pemberontak dengan
kelompok paramiliter dengan pasukan pemerintah, yang telah berlangsung selama
beberapa dekade.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
"Menyatukan anak laki-laki dan
perempuan dalam konflik menyebabkan rasa sakit di masyarakat Kolombia," kata
Presiden JEP, Eduardo Cifuentes, dalam konferensi pers pada Selasa (10/8/2021) di Bogota.
Secara lebih spesifik, data yang
dipegang oleh JEP menunjukkan, lebih dari 18.667 anak laki-laki dan perempuan yang dimanfaatkan oleh FARC dalam konflik
bersenjata.
"Tanpa diragukan itu adalah salah satu
tindakan yang paling mengerikan yang bisa terjadi selama konflik," tambah
Cifuentes.