Qatar baru pertama kali menggelar pemilu karena pemerintahannya berbentuk monarki absolut.
Keluarga Al-Thani berkuasa penuh di negeri tajir ini.
Baca Juga:
Miguel Oliveira Absen di GP Qatar, Fernandez Kembali Jadi Pengganti
Oleh karena itu, digelarnya pemilu legislatif di Qatar menjadi sorotan dunia.
Peneliti dari Pusat Studi Timur Tengah Universitas Negara Bagian Georgia di AS, Allen Fromherz, menilai ada pertanda penting yang ingin disampaikan keluarga Al-Thani lewat pemilu.
Indikasi paling kuat, keluarga Al-Thani ingin menunjukkan secara simbolis pembagian kekuasaan, terutama dengan suku asli di Qatar.
Baca Juga:
Dua Negara Arab Tiba-Tiba Gabung dengan Israel dan AS dalam Latihan Militer
Sementara itu, pada Agustus lalu Wakil PM yang juga Menlu Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, mengakui pemilu sebagai eksperimen baru di negaranya.
Oleh karena itu, di tahun pertama Dewan Syura belum akan bisa menjalankan tugas penuh sebagai parlemen.
Penyelenggaraan pemilu di Qatar membuat negara tersebut masuk dalam catatan sejarah demokrasi di Timur Tengah.