Dia menjelaskan bahwa perusahaan memberlakukan kebijakan
tersebut karena beberapa karyawan sering merokok di toilet dan cenderung
mengendur selama jam kerja, lapor Guangdong TV.
"Kami tidak berdaya. Faktanya para pekerja itu malas
bekerja," ujarnya.
Baca Juga:
China Andalkan Kendali Rare Earth Sebagai Senjata Perang Dagang Lawan Amerika
"Manajemen berbicara dengan para pekerja itu
berkali-kali, tetapi belum mencapai hasil yang positif."
Cao mengatakan mereka memilih untuk tidak memecat para
pekerja, malah memilih untuk membatasi mereka dengan memberlakukan peraturan
toilet break karena perusahaan merasa sulit untuk mempekerjakan pekerja.
Pro kontra pun muncul akibat aturan ini. Publik terpecah
menjadi tim bersimpati pada perusahaan dan simpati pada karyawan.
Baca Juga:
China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber di Tengah Perang Dagang
"Saya bersimpati dengan perusahaan ini. Mereka terpaksa
melakukan ini, " tulis salah satu pengguna di situs portal 163.com.
"Beberapa karyawan terlalu lama menggunakan toilet dan
sering menggunakannya. Ini pasti akan merusak produktivitas perusahaan."
Akan tetapi tentu saja banyak yang kontra dengan aturan tersebut.