WAHANANEWS.CO - Ketegangan antara India dan Pakistan kembali berdampak pada keselamatan penerbangan.
Sebuah pesawat komersial milik maskapai IndiGo terjebak badai hebat setelah permintaan untuk masuk wilayah udara Pakistan ditolak, meski pesawat tersebut sedang menghindari turbulensi.
Baca Juga:
Bukan Diternak, Ular Kobra Dibiarkan Bebas di Rumah Warga India
Peristiwa ini terjadi saat penerbangan IndiGo rute New Delhi–Srinagar menghadapi badai hujan es di dekat wilayah Pathankot, Punjab, yang berbatasan langsung dengan Pakistan, pada Rabu (21/5/2025).
Pesawat tersebut membawa hampir 200 penumpang, termasuk lima anggota parlemen India.
Salah satu penumpang, anggota parlemen Sagarika Ghose, menggambarkan betapa mencekam situasinya.
Baca Juga:
India Ancam Tutup Keran Indus, China Gercep Bangun Bendungan di Pakistan
“Itu adalah pengalaman yang hampir merenggut nyawa. Saya pikir hidup saya sudah berakhir. Orang-orang berteriak, berdoa, dan panik,” ungkapnya.
“Angkat topi untuk pilot yang membawa kami melewati itu. Saat kami mendarat, kami melihat hidung pesawat telah meledak,” tambahnya.
Menurut laporan dari Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil India, pesawat menghadapi turbulensi hebat akibat badai hujan es.
Awak pesawat sempat meminta izin untuk menyimpang ke arah wilayah udara Pakistan, namun permintaan itu ditolak oleh menara lalu lintas udara di Lahore.
“Awak pesawat meminta izin untuk menyimpang ke arah perbatasan internasional, namun ditolak,” ujar pihak direktorat.
“Mereka kemudian menghubungi menara pengawas lalu lintas udara Lahore (Pakistan), tapi juga ditolak,” tambah mereka.
Karena tidak ada pilihan lain dan badai sudah terlalu dekat, pilot akhirnya memutuskan menembus badai.
Meskipun sempat terjadi kekacauan di dalam kabin, pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Srinagar pukul 18.30 waktu setempat.
Pemeriksaan pasca-penerbangan menunjukkan kerusakan pada radome (hidung pesawat), namun tidak ada penumpang yang terluka.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya konflik antara India dan Pakistan sejak awal Mei.
Kedua negara saling menutup wilayah udaranya dan India bahkan menutup hampir 20 bandara di perbatasan utara dan barat untuk penerbangan komersial.
Ketegangan bermula setelah India menyerang tempat persembunyian militan di Pakistan pada April lalu.
Serangan itu merupakan balasan atas pembantaian 26 orang, sebagian besar turis Hindu, dalam aksi teror di wilayah Kashmir.
India menuduh Pakistan mendukung kelompok militan, namun Islamabad membantah dan menyerukan penyelidikan independen.
Konflik ini telah bereskalasi menjadi pertempuran terbuka, dengan serangan rudal dan drone yang menewaskan puluhan orang di sepanjang perbatasan yang masih diperebutkan di wilayah Kashmir.
[Redaksi: Rinrin Khaltarina]