"Sangat jarang kami bisa keluar dan merayakan seperti ini," kata buruh migran asal India, Shafiq.
Ia kemudian berujar, "Secara normal kami semua di area zona pekerja. Kami khawatir apa yang akan terjadi setelah Piala Dunia."
Baca Juga:
Trump Bela Diri Soal Hadiah Jet Mewah Qatar: Bodoh Jika Menolak!
Hak buruh menjadi topik hangat bagi Qatar, pengumuman tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 12 tahun lalu.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan jumlah korban tewas di mega proyek Qatar tak dilaporkan. Mereka juga mengutuk kondisi yang dialami para buruh migran.
Kelompok-kelompok hak asasi mendesak Qatar memberi dana khusus kepada para pekerja yang tewas dalam proyek-proyek pembangunan monumental di Qatar.
Baca Juga:
Qatar-Gate Bikin Heboh, Pengusaha Israel Rekam Transfer Dana untuk Netanyahu
"Piala Dunia di Qatar ini memang akan diingat untuk semua alasan yang salah: sebagai acara olahraga termahal yang pernah ada dan paling mematikan," kata Minky Worden dari Human Rights Watch.
Beberapa negara sekutu terdekat Qatar juga tak sungkan membahas masalah hak buruh.
Duta Besar Amerika Serikat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Linda Thomas-Greenfield membahas hak buruh saat bertemu Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada Minggu.