"Kami adalah kelab bawah tanah, tetapi saya pikir Anda
akan mendengar kami dari jalan karena akan ada teriakan gembira yang sangat
keras," imbuh dia.
Di satu sisi, Prancis kini tengah menghadapi ancaman varian
Delta. Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Gabriel Attal mengungkap varian
Delta telah mendominasi sekitar 40% kasus corona baru di Prancis.
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
Prancis mencatatkan lebih dari 42.000 kasus baru per hari
dalam rata-rata kasus pekanan pada pertengahan April. Tingkat kasus kemudian
telah turun menjadi lebih dari 1.800 pada akhir Juni.
Tapi sejak itu, tren penurunan berbalik. Kini seiring
merebaknya varian Delta yang lebih cepat menular, jumlah kasus baru harian
kembali di atas 2.500 dan meningkat dengan persentase dua digit per minggu.
Pembukaan kelab malam pun bisa saja memicu lonjakan kasus
yang lebih tinggi di Prancis.
Baca Juga:
Turut Meriahkan Pra Olimpiade Paris 2024, PLN Hadirkan Reog Ponorogo di Acara Exhibition Pencak Silat
Menanggapi hal ini, Blanc sadar kelab malam mungkin akan
ditutup lagi. Namun setidaknya kebebasan yang sangat diidamkan oleh banyak
clubbers bisa terwujud untuk saat ini.
"Kami tahu bahwa pada bulan Agustus, atau September,
mereka mungkin meminta kami untuk menutup kelab lagi," kata dia.
Kelab malam menderita lebih lama selama pandemi COVID-19
daripada hampir semua segmen industri hiburan lainnya di Prancis. Philippe Garcia
dari asosiasi klub malam AFEDD mengungkap, setidaknya 400 dari 1.600 kelab di
seluruh negeri telah tutup atau berada dalam kesulitan keuangan sejak COVID-19
masuk ke Prancis.