WahanaNews.co | Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap janji Rusia yang berniat mengurangi gempuran di negaranya.
Janji itu diutarakan Rusia dalam perundingan dengan Rusia yang digelar di Istanbul, Turki, Selasa pekan ini.
Baca Juga:
Rusia Gempur Kherson dengan 71 Rudal di Malam Natal
Alih-alih menarik pasukannya, Zelensky meyakini pasukan Rusia sedang berkumpul kembali untuk menyerang timur Ukraina seperti Donbas.
Donbas merupakan wilayah yang dikuasai separatis pro-Moskow dan mendeklarasikan diri ingin bergabung dengan Rusia.
"Kami tidak mempercayai siapa pun, tidak satu pun janji manis (Rusia)," kata Zelensky dalam pidatonya di televisi, Rabu (30/3).
Baca Juga:
Makin Runyam! Polandia-Ukraina Cekcok Gara-gara Pidato Zelensky
"Kami tidak akan memberikan apa pun. Kami akan berjuang untuk setiap inci wilayah kami," paparnya menambahkan.
Perundingan lanjutan Rusia-Ukraina di Istanbul, Turki, Selasa (29/3), menghasilkan lima poin utama yakni Rusia berjanji setop operasi militer di Kyiv dan Chernihiv; Ukraina siap berstatus netral; dan pembicaraan lanjutan soal masa depan Crimea.
Dua poin lainnya yakni kemungkinan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu; hingga permintaan Ukraina soal jaminan keamanan.
Meski begitu, delegasi Rusia-Ukraina gagal menyepakati gencatan senjata yang menjadi tujuan utama perundingan digelar.
Terlepas dari janji Moskow mengurangi gempuran, Rusia pun tetap melancarkan serangan ke sejumlah kota di Ukraina termasuk Chernihiv.
Zelensky mengatakan setiap kemunduran pasukan Rusia adalah "hasil dari pekerjaan para pembela kami."
Zelensky mengatakan sebagai pusat perjuangan global untuk kebebasan, Ukraina memiliki hak menuntut senjata dari komunitas internasional, termasuk tank, pesawat, sistem artileri.
"Kebebasan harus dipersenjatai sama seperti tirani," katanya seperti dikutip AFP. [bay]