Kaum konservatif menganggap aturan tersebut harus tetap ditegakkan. Sementara itu, kubu reformis ingin keputusan untuk pemakaian hijab berada di tangan individu.
Di tengah perdebatan ini, kepolisian Iran masih terus menahan perempuan-perempuan yang kedapatan tak mematuhi aturan ketat soal hijab ini, termasuk Mahsa Amini.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Namun, kasus Amini menjadi sorotan luas karena perempuan berusia 22 tahun itu meninggal dunia di tahanan polisi moral.
Kematian Amini memicu gelombang protes besar-besaran di Iran. Tak hanya memprotes kematian Amini, para pengunjuk rasa juga menyuarakan penolakan atas aturan-aturan yang mengekang perempuan.
Para demonstran mempertanyakan akuntabilitas dan impunitas yang dinikmati elite ulama di negara tersebut.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Seruan mereka juga meluas hingga menuntut keadilan, transparansi, hingga isu-isu kebebasan berekspresi.
Tak hanya di dalam negeri, protes juga menjalar ke luar negeri, seperti kala Piala Dunia 2022 digelar di Qatar.
Para pemain tim nasional Iran menunjukkan protes mereka dengan menolak menyanyikan lagu kebangsaan di laga pembuka ajang olahraga bergengsi itu.