Rudal balistik antarbenua ini dianggap cukup kuat untuk mencapai Washington dan seluruh benua Amerika Serikat.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan, dua tes baru-baru ini "melibatkan sistem rudal balistik antarbenua baru" yang pertama kali dipamerkan Pyongyang pada parade militer Oktober 2020.
Baca Juga:
Korut Lesatkan Lagi Rudal Balistik ke Laut Korsel
Meskipun tidak ada peluncuran yang menunjukkan jangkauan atau kemampuan ICBM, menurut Kirby, mereka jelas dimaksudkan untuk "mengevaluasi sistem baru sebelum melakukan tes pada jarak penuh di masa depan, yang berpotensi menyamar sebagai peluncuran luar angkasa".
Sebelum tes ICBM pada tahun 2017, Korea Utara telah melakukan serangkaian peluncuran roket kuat yang diklaim sebagai bagian dari program luar angkasa sipil yang lebih luas.
Peluncuran tersebut dilakukan dari Stasiun Peluncuran Satelit Sohae di pantai barat laut.
Baca Juga:
Aksi Restorasi Korut di Lokasi Uji Coba Nuklir Terus Meluas
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, melaporkan pada Jumat (11/3/2022) bahwa pemimpin tertinggi Kim Jong Un mengunjungi fasilitas tersebut dan memerintahkan agar fasilitas itu diperluas dan dimodernisasi.
Ini jadi sebuah langkah yang hanya akan memicu spekulasi tes ICBM terselubung yang akan segera terjadi.
Korea Utara sejauh ini masih berada di bawah sanksi internasional atas program rudal dan senjata nuklirnya.