Sebelumnya, UNICEF melaporkan lonjakan signifikan dalam jumlah anak-anak yang menderita gizi buruk.
Dalam data Mei lalu, lebih dari 5.100 anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun dirawat karena gizi buruk akut.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Amran Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan
Angka itu melonjak hampir 50% dibanding April, dan naik 150% dibanding Februari ketika masih ada akses bantuan yang memadai.
"Dalam 150 hari, dari awal tahun hingga akhir Mei, 16.736 anak - rata-rata 112 anak per hari - telah dirawat karena gizi buruk di Jalur Gaza," kata Edouard Beigbeder, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Setiap kasus ini dapat dicegah. Makanan, air, dan pengobatan gizi yang sangat mereka butuhkan diblokir sehingga tidak sampai kepada mereka," lanjutnya.
Baca Juga:
Soal Kelaparan-Stunting, Prabowo: Butuh Aksi Nyta Tak Usah Lagi FGD
"Keputusan buatan manusia yang menelan korban jiwa. Israel harus segera mengizinkan pengiriman bantuan penyelamat nyawa secara besar-besaran melalui semua pos perbatasan," tegas Beigbeder.
PBB pun telah menyatakan bahwa sejak Oktober 2023, Israel menggunakan pangan sebagai alat tekanan dalam konflik bersenjata di Gaza.
PBB juga mengkritik keras tindakan penembakan oleh militer Israel terhadap warga sipil yang tengah mengantre bantuan makanan.