Presiden Jokowi lalu menjelaskan, saat ini semua negara sedang mengalami kesulitan ekonomi.
Dampak pandemi Covid-19 dan perang membuat prediksi yang telah ditetapkan dalam kebijakan negara tidak bisa lagi dihitung dengan angka-angka yang pasti.
Baca Juga:
Tak Gentar Lawan Trump, Ini Alasan China Percaya Diri Hadapi AS
"Semua negara betul-betul pusing semua. Dalam dua minggu ini saya dapat telepon beberapa kepala negara/pemerintahan. Semuanya sama. Bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita alami bersama," ujar dia," ujar Jokowi saat memberi pengarahan pada acara.
Selain itu, ada pula dampak lain, yakni kelangkaan energi yang menyebabkan naiknya harga minyak mentah dunia.
Ia kemudian membandingkan harga minyak mentah dunia dulu hanya 50-60 dolar AS per barrel.
Baca Juga:
Truk Bantuan Kiriman Xi Jinping untuk Korban Gempa Ditembaki Pasukan Junta Myanmar
Sekarang menjadi 118 dollar AS per barrel atau naik dua kali lipat.
"Sehingga negara-negara yang tidak menyubsidi BBM (bahan bakar minyak) harganya naik langsung dua kali lipat. Bayangkan kita (BBM) naik 10 persen saja demo-nya tiga bulan. Ini naik dua kali lipat. Artinya 100 persen naik," ungkap Presiden Jokowi.
Selain minyak, kenaikan harga juga terjadi pada gas dan pangan.