WahanaNews.co | Presiden Rusia, Vladimir Putin, Senin (25/4/2022), menuduh Barat menghasut serangan terhadap jurnalis Rusia sebagai agen mata-mata.
Dikatan, Rusia telah mencegah pembunuhan seorang wartawan terkenal.
Baca Juga:
Presiden Rusia Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran di Pemilu 2024
Selama pertemuan dengan jaksa, Putin mengatakan dia memiliki bukti tak terbantahkan dari plot kelompok teroris yang didukung barat.
Di mana ada rencana membunuh pembawa acara TV pemerintah Rusia bernama Vladimir Solovyev.
Putin mengatakan Dinas Keamanan Federal (FSB) menggagalkan rencana tersebut dan menyalahkan secara khusus pada dinas keamanan Ukraina, SBU, dan Badan Intelijen Pusat AS (CIA).
Baca Juga:
Presiden Ukraina Katakan Rusia Hantam Supermarket dan Tewaskan 48 Orang
Pemimpin Rusia itu mengatakan Barat telah gagal memenangkan perang informasi di dalam Rusia dan menggunakan serangan kekerasan terhadap wartawan.
“Gagal di sini, di Rusia, mereka telah beralih ke kebijakan teror, ke persiapan untuk membunuh jurnalis kami,” kata Putin.
“Inilah sikap mereka terhadap hak jurnalis, terhadap penyebaran informasi, terhadap hak asasi manusia secara umum tetapi ini tidak akan berhasil di Rusia," jelasnya.
FSB mengatakan enam anggota "neo-Nazi" dari kelompok kekuatan kulit putih yang dilarang ditangkap karena mencoba membunuh Solovyov dengan meledakkan mobilnya di Moskow.
Penyelidik mengklaim dari rumah enam orang yang diduga terlibat dalam plot tersebut, mereka menyita sebuah bom, bahan-bahan dari alat peledak improvisasi (IED), senjata api dan amunisi, serta lencana dan perlengkapan Nazi.
Keenam orang yang ditahan itu juga mengaku melakukan percobaan pembunuhan, dan mengaku atas arahan SBU.
Putin mengatakan dia memiliki nama-nama tersangka pelaku yang mengatur plot tersebut, dan dia meminta jaksa untuk mengumpulkan bukti tambahan untuk penuntutan.
SBU membantah tuduhan itu, mengatakan itu dibuat oleh Kremlin, menurut Sky News.
Putin mengklaim dia "mendenazifikasi" Ukraina ketika dia menginvasi negara itu pada 24 Februari, melepaskan pertumpahan darah dan serangan brutal terhadap bekas negara Uni Soviet itu. [gun]