Melansir CNN Indonesia, meski kini angkutan kereta api telah dibuka kembali, namun kekurangan makanan masih berlangsung, bahkan lebih parah dari sebelum pandemi.
Belakangan ini, bantuan-bantuan asing juga dilaporkan mulai menurun di Korut. Pada 2016 dan 2020, Pyongyang menerima bantuan sekitar US$40 juta atau setara Rp611 miliar, menurut Layanan Pelacakan Keuangan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.
Baca Juga:
BP2MI: Sektor Penempatan PMI ke Korea Selatan Bertambah, Ini Bidangnya
Namun pada 2021, bantuan itu turun drastis jadi US$14 juta atau setara Rp214 miliar. Pada 2022 bantuan makin merosot jadi US$2,3 juta atau Rp35 miliar.
Kendati demikian, warga percaya bantuan yang sedikit itu masih bisa menghidupi anak-anak di panti asuhan sehingga mereka berani meninggalkan buah hatinya berada di sana.
Kabupaten Pukchang merupakan salah satu wilayah yang mengalami peningkatan jumlah anak di panti asuhan.
Baca Juga:
Jadi Tokoh Inspiratif Dunia, Biografi Jokowi Tulisan Dirut PLN Terbit di Korea
Seorang sumber mengatakan dua panti asuhan di provinsi itu kerap menemukan bayi yang ditelantarkan di depan pintu masuk panti setiap pekan.
"Di lingkungan Ryonpo tempat saya tinggal, mereka mengubah pusat rekreasi menjadi panti asuhan pada 2012," kata sumber kedua.
"Beberapa hari yang lalu, ada seorang anak laki-laki berusia 3 tahun yang ditemukan menangis di depan pintu panti." [afs/eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.