Mengenai F-15EX, Prabowo juga pernah menyebutkan pada Agustus 2023 bahwa proses pembelian telah memasuki tahap lanjut, meskipun masih menunggu lampu hijau dari pemerintah.
Salah satu hambatan terbesar dalam proses akuisisi F-15 adalah masalah pembiayaan. Laporan sebelumnya menyebutkan kekhawatiran Boeing atas kemampuan Indonesia dalam memenuhi pembayaran.
Baca Juga:
Perusahaan Satelit Navayo di Hungaria Tak Indahkan Panggilan Kejagung
Bloomberg melaporkan bahwa pada 8 April lalu, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin telah melakukan pertemuan tertutup dengan pejabat tinggi, menyampaikan arahan dari Presiden Prabowo untuk memprioritaskan senjata buatan AS yang bisa segera diimpor.
Tujuan lainnya adalah mencegah dampak tarif dengan meningkatkan investasi pada perangkat keras militer buatan AS.
Jet tempur F-15EX sendiri merupakan versi paling mutakhir dari keluarga F-15.
Baca Juga:
Jet Tempur Mirage 2000 Unjuk Gigi, Hancurkan Kh-101 Rusia di Langit Ukraina
Boeing menyebut jet ini mampu melakukan berbagai misi dalam satu kali terbang, termasuk superioritas udara, serangan jarak jauh, dan dukungan udara dekat, berkat kapasitas muatan senjata yang mencapai 23 stasiun.
F-15EX bisa membawa lebih banyak senjata dibandingkan pesawat tempur lain di kelasnya.
Dibandingkan jet tempur generasi kelima seperti F-22 dan F-35, memang F-15EX tak punya fitur siluman, tapi ia unggul dari sisi kapasitas muatan dan jangkauan.