WahanaNews.co | Hubungan Iran dan Israel kembali memanas pasca-kematian misterius ilmuwan nuklir sekaligus perwira tinggi Garda
Revolusi Islam Iran (IRGC), Brigadi Jenderal Mohsen Fakhrizadeh.
Diberitakan, Angkatan
Bersenjata Israel telah mengirim unit pasukan khusus Shayetet 13 ke wilayah Laut Merah untuk merespons ancaman Iran.
Baca Juga:
Gasak Israel dalam 5 Jam, Iran Hamburkan 120 Rudal Balistik dan 170 Drone
Tak hanya itu, militer Israel juga
mengirim armada kapal selamnya untuk mengantisipasi aksi yang dilakukan Garda
Revolusi Islam Iran (IRGC).
Panglima Garda Revolusi Islam Iran,
Mayor Jenderal Hossein Salami, menegaskan bahwa pihaknya sudah siap untuk masuk
dalam pertempuran menghadapi Israel.
Salami mengibaratkan bahwa Iran adalah
jari telunjuk yang sudah berada di pelatuk pistol,
dan sewaktu-waktu bisa menekannya.
Baca Juga:
Iran Pamer Teknologi Pembuatan Rudal Jelajah Supersonik
Ancaman Iran bukan tanpa alasan.
Iran meyakini bahwa Israel adalah
dalang dari pembunuhan ilmuwan nuklir yang juga merupakan perwira tinggi IRGC,
Brigadir Jenderal Mohsen Fakhrizadeh.
"Jari kami berada di atas pelatuk
atas nama bangsa Iran yang besar. Permainan perang Angkatan Bersenjata
baru-baru ini membawa pesan eksplisit kepada musuh, untuk menghindari kesalahan
perhitungan," ujar Salami, dikutip dari Fars News Agency.
Sementara itu, Panglima Angkatan
Bersenjata Iran (Artesh), Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, juga memberikan
pernyataan senada dengan Salami.
Bagheri meyakinkan kepada Israel dan
sekutunya, Amerika Serikat (AS), seluruh senjata mutakhir Iran dalam kondisi
siaga untuk menghadapi ancaman yang datang.
Dengan tegas Bagheri menyebut, Israel
dan AS akan dihancurkan oleh rudal-rudal Iran.
"Jika musuh Republik Islam Iran
memiliki niat jahat terhadap kepentingan nasional, jalur perdagangan maritim
dan tanah, serta wilayah Republik Islam Iran, mereka akan
dihancurkan oleh rudal canggih negara ini,"
kata Bagheri. [dhn]