WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan kembali membara di Timur Tengah. Gencatan senjata antara Iran dan Israel yang baru seumur jagung kini terancam runtuh. Di satu sisi, Iran mengancam akan merespons dengan kekuatan penuh jika diserang lagi.
Di sisi lain, Israel justru tengah dihantam krisis anggaran pertahanan.
Baca Juga:
Hancur Lebur, Kota di Israel Seperti Gaza Usai Dibombardir Iran
Sinyal perang baru disampaikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Abdolrahim Mousavi, pada Minggu (9/6/2025) lalu.
Dalam pernyataannya di TV pemerintah Iran, ia meragukan komitmen Israel terhadap gencatan senjata yang disepakati seminggu lalu.
“Kami tidak memulai perang, tetapi kami telah menanggapi agresor dengan seluruh kekuatan kami, dan karena kami memiliki keraguan serius atas kepatuhan musuh terhadap komitmennya termasuk gencatan senjata, kami siap untuk menanggapi dengan kekuatan,” ujar Mousavi.
Baca Juga:
Israel Keteteran, Rudal Iran Diprediksi Bakal 'Robek' Iron Dome di Hari ke-18
Pernyataan itu muncul setelah Amerika Serikat, di bawah Presiden Donald Trump, mengumumkan gencatan senjata usai membombardir tiga fasilitas nuklir Iran.
Sebagai balasan, Iran menyerang pangkalan militer AS di Qatar.
Sementara Iran bersiap menghadapi eskalasi, Israel justru mengalami kekacauan internal akibat krisis anggaran pertahanan.