WAHANANEWS.CO, Jakarta - Rusia melancarkan serangan drone terbesar ke Ukraina sejak invasi dimulai pada Februari 2022.
Dalam satu hari, militer Rusia mengirim 355 drone tipe Shahed serta sembilan rudal jelajah ke wilayah Ukraina.
Baca Juga:
Rusia Gempur Ukraina Tanpa Ampun dengan 367 Drone dan Rudal, 12 Tewas
"Ini adalah serangan drone terbesar sejak invasi skala penuh dimulai," kata juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ignat, dalam pernyataan kepada kantor berita AFP pada Senin (26/5/2025).
Meski otoritas Ukraina belum mengumumkan jumlah korban jiwa akibat serangan tersebut, serangan dalam 24 jam terakhir menewaskan satu warga sipil di wilayah Sumy, Ukraina timur laut.
Wilayah tersebut telah lama menjadi sasaran serangan Rusia secara terus-menerus.
Baca Juga:
Kyiv Kelimpungan Dikepung 250 Drone dan 14 Rudal Rusia
Di wilayah Khmelnytsky, Ukraina barat, sebanyak 18 bangunan tempat tinggal dilaporkan rusak akibat hantaman drone. Sementara di Odesa, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun dilaporkan terluka.
Serangan ini menyusul aksi militer Rusia sehari sebelumnya, Minggu (25/5/2025), yang menewaskan sedikitnya 13 orang.
Menanggapi eskalasi tersebut, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik keras Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump mengatakan, "Saya selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Vladimir Putin, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar gila!"
Trump juga menambahkan, "Saya selalu bilang dia menginginkan seluruh Ukraina, bukan hanya sebagian. Mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia mencoba melakukannya, itu akan menjadi kejatuhan Rusia!"
Komentar Trump ini menjadi salah satu kritik paling tajam yang pernah ia lontarkan terhadap Putin, yang selama ini kerap ia puji.
Namun, frustrasi Trump terhadap mandeknya proses gencatan senjata tampaknya mulai mencuat ke publik.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]