Pada 7 Januari, Blinken memperingatkan bahwa ini bisa menjadi tanda bahwa Moskow memiliki ambisi militer di Kazakhstan, dengan mengatakan, “satu pelajaran dari sejarah baru-baru ini adalah bahwa begitu orang Rusia berada di rumah Anda, terkadang sangat sulit untuk membuat mereka pergi.”							
						
							
							
								Namun, minggu lalu, organisasi tersebut menyatakan bahwa misi tersebut telah berhasil dan pasukan mulai menarik diri. Pemerintah Kazakhstan mengumumkan bahwa setidaknya 225 orang tewas dalam protes tersebut, dan lebih dari 4.500 orang terluka.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Pemerintah Terbitkan Surat Utang Global Dua Mata Uang Asing, Raup Rp30,63 Triliun
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Lavrov dan Blinken bertemu pada hari Jumat di Jenewa dengan tujuan menyelesaikan ketegangan yang meningkat atas keamanan Eropa, khususnya mengenai Ukraina.							
						
							
							
								Para pejabat Barat telah menyuarakan ketakutan selama berbulan-bulan bahwa Rusia dapat merencanakan invasi yang akan segera terjadi terhadap tetangganya, yang telah dibantah oleh Kremlin.							
						
							
							
								Moskow, sementara itu, telah menyerukan jaminan tertulis bahwa NATO, blok militer yang dipimpin AS, tidak akan ekspansi ke Ukraina atau Georgia, sebuah kesepakatan yang para pemimpin Amerika katakan tidak mungkin. [qnt]							
						
					 
					
						Ikuti update 
berita pilihan dan 
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik 
https://t.me/WahanaNews, lalu join.