WahanaNews.co | Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menyebutkan bahwa Rusia sengaja memperlambat serangannya di Ukraina guna memberikan kesempatan pada warga sipil untuk mengungsi.
Sementara seorang pejabat tinggi keamanan mengatakan Moskow tidak mengejar tenggat waktu dalam perang yang telah berlangsung selama tiga bulan itu .
Baca Juga:
Bom Truk Koyak Jembatan Krimea, Tiga Orang Tewas
Komentar mereka mengisyaratkan bahwa Rusia tidak terburu-buru menyudahi perang di Ukraina. Rusia juga ingin menghilangkan kesan bahwa operasi militer khusus yang berlarut-larut dan mahal telah terhenti.
Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengejek komentar itu sebagai kebohongan menyedihkan. Ia menyebut pernyataan itu dirancang untuk menyembunyikan kampanye bencana.
Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan Rusia telah kehilangan momentum setelah menghadapi perlawanan sengit dari Ukraina. Rusia juga disebut menderita kerugian besar baik dari segi personel maupun peralatan.
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
"Gencatan senjata sedang diumumkan dan koridor kemanusiaan sedang dibuat untuk membuat orang keluar dari pemukiman yang telah dikepung," ujar Shoigu dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari ke-90 perang, pada Selasa, 24 Mei 2022.
"Tentu saja, ini memperlambat laju serangan, tetapi ini dilakukan dengan sengaja untuk menghindari korban di antara penduduk sipil," katanya kepada menteri pertahanan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi militer Rusia.
Zelensky menolak pernyataan Rusia dan menyatakan benar-benar tidak nyata. Sebabnya Kiev memperkirakan Rusia telah kehilangan hampir 30.000 tentara dan ribuan tank dan kendaraan lapis baja lainnya.
"Dan mereka mencoba menutupi ini dengan kebohongan tentang bagaimana mereka seharusnya tidak bertarung dengan kekuatan penuh? Betapa menyedihkan, saatnya akan tiba ketika mereka akan menyadarinya sendiri," katanya dalam pidato larut malam.
Dalam komentar terpisah, Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Presiden Vladimir Putin, mengatakan semua tujuan Putin di Ukraina akan tercapai.
"Kami tidak mengejar tenggat waktu," katanya. Ia juga menyatakan kembali tujuan Rusia mendenazifikasi Ukraina. "Nazisme harus 100 persen diberantas, atau akan muncul lagi dalam beberapa tahun, dalam bentuk yang lebih buruk lagi," kata Patrushev.
PBB telah mencatat 3.930 korban sipil selama konflik. Rusia telah berulang kali membantah menargetkan wilayah sipil, dan menuduh Ukraina, menggunakan orang sebagai perisai manusia. [qnt]