"Saya pikir mereka membuat kemajuan tetapi mereka masih membutuhkan sikap tegas," kata Duffy.
Duffy mengumumkan kunjungan pabrik tersebut pada peringatan enam tahun jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines penerbangan 302 yang menewaskan seluruh 157 orang di dalamnya dan menyebabkan perubahan dalam desain 737 MAX dan pelatihan pilot.
Baca Juga:
Lebih dari 30 Ribu Pekerja Boeing Mogok Kerja Tuntut Kenaikan Tunjangan
"Semua orang memukul Boeing, mereka marah dan itu wajar. Saya rasa saat ini kita berada di tempat di mana Amerika mendukung mereka," ungkap Duffy.
Diketahui, pada bulan Januari 2024, Administrator FAA mantan Presiden Joe Biden Mike Whitaker memberlakukan pembatasan produksi bulanan sebanyak 38 pesawat setelah Alaska Airlines Insiden 737 MAX. Duffy mencatat Boeing saat ini tidak mampu memproduksi 38 pesawat MAX per bulan.
Sementara pada pemerintah sekarang, Duffy mengatakan Presiden AS Donald Trump tidak ingin USDOT mengambil risiko terkait keselamatan. Namun, Trump juga belum melakukan pembatasan produksi Boeing.
Baca Juga:
Jet Tempur F-15EX yang Dibeli Indonesia Berhasil Tembakkan Rudal Jelajah
"Dia ingin kita bersikap cerdas dan melonggarkan pembatasan produksi dengan Boeing jika diperlukan," jelas Duffy.
Untuk diketahui, pada Juli 2024 Boeing mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi penipuan kriminal dan membayar sedikitnya US$ 243,6 juta setelah melanggar perjanjian penuntutan yang ditangguhkan pada tahun 2021.
Departemen Kehakiman mengatakan Boeing mengizinkan pekerjaan yang berpotensi berisiko di pabriknya dan tidak memastikan pencatatan utama pesawat akurat.