WahanaNews.co, Gaza - Belakangan ini, semangat juang tentara Israel telah menurun.
Faktanya, Hamas sangat menguasai medan Gaza, sedangkan tentara Israel hanya memiliki teknologi canggih. Alhasil, jumlah tentara Israel yang tewas terus meningkat.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Dua tentara lainnya yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza telah diidentifikasi oleh militer Israel: Kapten Arnon Moshe Avraham Benvenisti Vaspi, 26 tahun, dan Sersan Staf Ilya Senkin, 20.
Militer Israel mengatakan lima tentara lainnya terluka parah dalam pertempuran tersebut. Sejak operasi darat di Gaza dimulai, setidaknya 68 tentara Israel telah tewas.
Sementara itu, kemarahan rakyat Israel terhadap kebijakan invasi darat ke Gaza terus memuncak.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Setelah jumlah tentara dan perwira Israel yang tewas dalam pertempuran melawan perlawanan Palestina di Jalur Gaza meningkat, para penulis Israel mengungkapkan ketidakpuasan dan kemarahan mereka terhadap pemerintahan Benjamin Netanyahu.
“Selama 43 hari sejak dimulainya perang, harga darah yang sangat mahal telah meningkat, dan tidak seorang pun – tetapi sama sekali tidak ada seorang pun – yang bertanya-tanya apa tujuan politiknya: siapa yang akan memerintah Gaza,” kata Dan Adin, seorang aktivis.
Netanyahu dan pemerintahannya yang membawa bencana hanya memberi tahu kita siapa yang tidak—tidak ada yang bertanya siapa yang (mungkin Peri Gigi akan setuju).
Adin menyatakan bahwa ini adalah kisah tentang bencana yang sedang berlangsung yang tenggelam dalam lumpur dan tidak memiliki cara untuk keluar darinya.
Dia memperingatkan bahwa perang Israel di Jalur Gaza akan berakhir dengan “bencana – tenggelam dalam lumpur tanpa strategi keluar.”
Penulis lainnya, Tamar Meital menulis: "Berapa hari dan minggu kita bisa menanggung hilangnya nyawa demi tujuan yang tampaknya tidak dapat dicapai, yakni penumpasan gerakan Hamas?”
Sementara itu, Oren Simon, seorang penulis, menyatakan bahwa "Apa yang diinginkan Netanyahu adalah tetap berada di posisi yang sama, agar tetap menjadi yang utama, yakni sebagai menteri."
Simon mengaitkan peningkatan jumlah kematian tentara dengan tindakan dan kinerja Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dia khawatir akan kehilangan kontrol pemerintahan.
Tentara Israel kembali merilis nama tiga tentara tambahan yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara sejak Sabtu malam. Ini menambah jumlah total tentara dan perwira yang tewas sejak 7 Oktober menjadi 380.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]