WahanaNews.co | Presiden Vladimir Putin akhirnya tampil juga di hadapan publik setelah periode ketidakhadiran yang panjang menyusul pemberontakan yang dilakukan oleh Wagner Group di bawah pimpinan Yevgeny Prigozhin.
Empat hari setelah menghadapi tantangan serius terhadap kepemimpinannya selama 23 tahun, Presiden Rusia tersebut mengundang tokoh media terkemuka negara tersebut untuk mendapatkan pengarahan di Kremlin.
Baca Juga:
Konser Berdarah di Moskow, Pemerintah Rusia Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Menurut laporan dari The Guardian, langkah tersebut diambil oleh Putin sebagai strategi untuk mengendalikan ketegangan di Rusia dan menunjukkan kesan ketenangan yang lebih baik. Putin menyatakan bahwa ia menghadapi situasi ini dengan serius.
"Inti pesannya adalah bahwa ia menghadapi situasi ini," kata Konstantin Remchukov, pemimpin redaksi Nezavisimaya Gazeta, yang hadir dalam pertemuan tersebut, seperti yang dikutip pada Sabtu (1/7/2023).
Pada kesempatan tersebut, Putin mengakui bahwa pemberontakan yang dilakukan oleh perusahaan militer swasta yang membelot hampir menyebabkan "perang saudara" di Rusia. Namun, muncul pertanyaan mengapa Putin tampak seolah membiarkan upaya kudeta ini terjadi.
Baca Juga:
Soal Konflik di Ukraina, Presiden Erdagon Ungkap Putin Ingin Perang Berakhir
Remchukov menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan banyak tokoh politik dan bisnis terkemuka dalam beberapa hari terakhir terkait serangan yang mengejutkan tersebut. Kesimpulannya adalah bahwa para elit Rusia sedang berkonsolidasi di sekitar Putin.
Meskipun memang benar bahwa hampir tidak ada elit di Rusia yang bersedia menerima pengambilalihan oleh Prigozhin, tidak semua orang setuju dengan pernyataan positif yang diungkapkan oleh Remchukov tersebut.
Banyak orang yang khawatir bahwa Putin membiarkan situasi mencapai titik tersebut karena ia sendiri bingung dengan kondisi yang terjadi. Ia juga menghilang dari perhatian publik ketika berbagai peristiwa krisis keamanan terjadi.