WahanaNews.co | Patriot (MIM-104) merupakan sistem pertahanan udara jarak jauh yang dapat melawan rudal balistik taktis, rudal jelajah, dan pesawat canggih di segala kondisi cuaca. Tapi, senjata ini pernah "makan" tuan dan temandengan jet tempur Amerika Serikat (AS) dan Inggris sebagai korbannya.
Sejak Januari 2015, Patriot telah mencegat lebih dari 150 rudal balistik dalam operasi tempur di seluruh dunia, dengan lebih dari 90 di antaranya menggunakan rudal darat ke udara (surface-to-air) berbiaya rendah.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Utilitas Patriot sebagai pencegat, bagaimanapun, telah dipertanyakan oleh para kritikus. Perangkat lunak sistem ditemukan memiliki kelemahan besar pada tahun 2003.
Ia menggunakan algoritma komputer canggih untuk menentukan kecepatan dan ketinggian target, serta sinyal transponder radionya jika ada pesawat terbang.
Serangkaian tragedi menunjukkan sistem pertahanan rudal yang banyak digembar-gemborkan kehebatanya ini telah menunjukkan kelemahannya. Sebuah baterai Patriot menembak jatuh sebuah pesawat pembom tempur Tornado Angkatan Udara Kerajaan Inggris yang terbang ke Kuwait dari misi di Irak pada Maret 2003.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Kedua anggota kru tewas. Petugas kontrol taktis di baterai Patriot mengeluarkan perintah untuk menembak Tornado GR4 setelah radarnya salah mengidentifikasinya sebagai rudal anti-radiasi (ARM), senjata yang mampu menghancurkan baterai Patriot dengan mendeteksi radiasi yang dihasilkannya.
Sebuah baterai Patriot juga mengaitkan radarnya pada F-16 Falcon Angkatan Udara AS pada 23 Maret 2003, dalam persiapan untuk peluncuran rudal. Pilot pesawat menghindari bencana dengan menembak terlebih dahulu, merusak baterai dengan rudal pencari radar sekitar 30 mil selatan kota Najaf, Irak. Peristiwa itu tidak mengakibatkan cedera pada personel AS.
Pada tanggal 2 April 2003, sebuah sistem Patriot menjatuhkan sebuah pesawat tempur F/A-18 Angkatan Laut AS di Irak selatan, menewaskan pilotnya.