WahanaNews.co | Terkait serangan udara yang menewaskan puluhan orang di Suriah pada 2019, Amerika Serikat (AS) membela diri. Mereka menyebut serangan tersebut sebagai serangan yang sah.
Serangan yang diyakini menyasar kepada ISIS itu telah menewaskan sekitar 80 orang. AS mengidentifikasi 16 orang yang tewas sebagai militan, dan empat orang sebagai warga sipil.
Baca Juga:
Serangan Pertama Militer Israel ke Hizbullah, Lebanon Timur, Setelah Perang Gaza
Tetapi para pejabat tak dapat menyimpulkan lebih dari 60 orang yang tewas. Seorang juru bicara kemudian berkata kepada BBC, bahwa sangat mungkin lebih banyak warga sipil yang tewas.
Menurut New York Times, militer berusaha untuk menutupi insiden itu, sehingga sebuah investigasi independen terkait serangan tersebut tak pernah dilakukan.
Serangan udara dilakukan pada 18 Maret 2019 di Baghuz, sebelah timur Suriah, dan disebut sebagai benteng terakhir ISIS.
Baca Juga:
Israel Luncurkan Serang Udara ke Ibu Kota Suriah sampai Aleppo
AS menjatuhkan tiga bom ke sebuah kelompok besar orang, meski rekaman drone menunjukkan kehadiran warga sipil.
Diungkapkan New York Times, komandan serangan itu mengabaikan peringatan yang diungkapkan segera setelahnya, dan penyelidikan selanjutnya oleh Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan dilucuti dari penyebutan serangan itu.
Mereka menambahkan bahwa tidak ada penyelidikan independen menyeluruh yang pernah terjadi.