"Tanah seperti tak pernah berhenti berguncang," ujar seorang warga kepada stasiun lokal MBC. "Kami bahkan takut tidur."
Minimnya fasilitas kesehatan memperparah kondisi. Untuk mendapat perawatan medis, warga harus menempuh perjalanan feri hingga enam jam.
Baca Juga:
Dua Pekan Air Danau Toba Keruh Kecoklatan, Disinyalir Akibat Cuaca Ekstrem
Pemerintah desa Toshima pun meminta media tak membombardir warga dengan wawancara.
Sementara itu, beberapa penginapan menghentikan penerimaan wisatawan, karena bangunan mereka akan difungsikan sebagai tempat evakuasi bila situasi memburuk.
Kekhawatiran warga semakin besar, mengingat pada awal tahun ini pemerintah Jepang memperkirakan peluang gempa besar di Palung Nankai mencapai 75 hingga 82 persen dalam 30 tahun ke depan.
Baca Juga:
Satria Arta Kumbara Menyesal Gabung Militer Rusia, Kini Merengek Ingin Pulihkan Status WNI
Pemerintah bahkan memperingatkan potensi korban jiwa bisa mencapai 300.000 orang jika gempa besar disertai tsunami benar terjadi.
Isamu Sakamoto, kepala komunitas di Pulau Akuseki, menyatakan bahwa jika ada gempa di atas magnitudo 5, warga sudah sepakat untuk mengungsi ke sekolah terdekat.
Meski Jepang dikenal sebagai negara yang tangguh menghadapi bencana, laporan terbaru pemerintah mengakui bahwa kesiapan nasional menghadapi gempa besar masih jauh dari kata ideal.