Mayoritas tentara bayaran ini berpengalaman sebagai mantan militer atau mantan penegak hukum.
Pemerintah dan perusahaan global menyewa perusahaan militer swasta untuk datang ke zona perang untuk membantu melatih pasukan, memberikan keamanan, atau melakukan misi khusus.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Para tentara bayaran itu tidak mengajukan pertanyaan, mereka hanya melakukan tugas mereka, dan dibayar.
Industri militer swasta adalah industri multi-miliar dolar.
“Di militer, seorang prajurit kasar menghasilkan sekitar USD20.000 (Rp287 juta) per tahun,” ungkap laporan itu.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
“Kontraktor keamanan yang berpengalaman dan cakap berada dalam kategori pekerjaan enam angka, mengantongi USD150.000 (Rp2,2 miliar) hingga USD250.000 (Rp3,6 miliar) per tahun untuk pekerjaan serupa,” papar laporan itu.
Pekerjaan ini sangat berbahaya, tetapi untuk seorang prajurit karir, bekerja untuk perusahaan militer swasta masuk akal secara finansial.
Perusahaan militer swasta tidak mempekerjakan sembarang orang. “Mereka hanya menginginkan yang terbaik dari yang terbaik, seperti Navy SEAL, Army Rangers, SWAT,” papar laporan itu.