WahanaNews.co | Setidaknya 153 warga Palestina terluka ketika polisi anti huru-hara Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem pada hari Jumat (15/4), di mana mereka disambut dengan lemparan batu.
Dilansir detikcom dari media Al-Jazeera, Sabtu (16/4/2022), Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Shtayyeh menyebut serangan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa itu sebagai "serangan brutal terhadap jemaah selama bulan suci", dan pertanda berbahaya.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
Sementara itu di Gaza, juru bicara Hamas, yang menguasai daerah itu, mengatakan bahwa penggunaan kekuatan Israel di tempat suci tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja.
"Kami akan menarik garis lagi dalam membela Yerusalem dan kami akan meluncurkan era baru; senjata untuk senjata, dan kekuatan hanya akan dihadapi dengan kekerasan, dan kami akan mempertahankan Yerusalem dengan sekuat tenaga," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum.
Sebelumnya, dinas ambulans Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 153 orang dirawat di rumah sakit dan "puluhan" lainnya dirawat di tempat kejadian. Sedangkan setidaknya tiga polisi Israel terluka.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan bentrokan yang terjadi pada hari Jumat (15/4) itu "tidak dapat diterima".
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan pihak berwenang sedang bekerja untuk memulihkan ketenangan di Yerusalem dan di seluruh Israel, tetapi pasukan keamanan siap jika situasinya memburuk.
"Kami sedang mempersiapkan skenario apa pun dan pasukan keamanan siap untuk tugas apa pun," katanya dalam sebuah pernyataan.