WahanaNews.co | Gedung Putih, pada
Jumat (23/7/2021), merespon tembakan senjata api di Washington DC, yang membuat
pengunjung berhamburan.
Bunyi
tembakan beruntun itu terjadi saat jam makan di 14th Street DC,
yang berjarak sekitar satu mil (1,6 km) di utara Gedung Putih.
Baca Juga:
Parlemen AS Resmi Setujui Penyelidikan Pemakzulan terhadap Joe Biden
Lokasinya
dekat restoran tempat Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dan Wakil Presiden, Kamala
Harris, baru-baru ini mengadakan jamuan makan.
Kejadian
ini mengejutkan warga setempat, termasuk jurnalis politik terkemuka yang
mengedarkan rekaman tembakan dan pelarian penjahat yang melukai dua orang.
Sekretaris Pers
Gedung Putih, Jen Psaki, menyatakan, Presiden Biden baru-baru ini mendorong kota-kota menggunakan
dana federal untuk mempekerjakan lebih banyak polisi di tengah meningkatnya
kejahatan kekerasan.
Baca Juga:
Joe Biden Minta Israel Lindungi Warga Sipil Gaza, Redam Serangan Darat
Ada
juga inisiatif untuk mengekang perdagangan senjata ilegal, yang ditujukan untuk
mengatasi kekerasan semacam itu.
Upaya
itu merupakan strategi multi-cabang yang dilakukan dalam kemitraan dengan para
pemimpin lokal, termasuk Walikota (Muriel) Bowser, untuk mengatasi kekerasan
senjata yang meningkat di kota-kota di seluruh AS, termasuk Ibu Kota Washington DC.
"Dan
kejadian minggu lalu hanyalah contoh dari (kejahatan) itu," kata Psaki pada
konferensi pers hariannya, melansir New York Post
pada Jumat (23/7/2021).
Lebih
lanjut, kata dia, "landasan dari rencana komprehensif Presiden AS untuk
mengurangi kekerasan senjata adalah dengan menyediakan alat dan sumber daya
yang dibutuhkan masyarakat, untuk mengurangi kejahatan senjata termasuk di
Washington DC."
"DC
adalah salah satu dari lima wilayah nasional di mana DOJ (Departemen Kehakiman
AS) meluncurkan operasi penindakan penyelundup perdagangan senjata kemarin,
yang akan memaksa sumber daya penegakan hukum lokal di seluruh yurisdiksi untuk
menjaga senjata dari tangan penjahat," ujar Psaki.
Dia
mengakui, lokasi penembakan terbaru itu merupakan kawasan padat
penduduk, di mana banyak restoran dan lalu lintas pejalan kaki.
"Ini
adalah bagian kota yang cukup populer di mana banyak dari kita tinggal," kata
dia.
Menurutnya,
Washington DC, juga memanfaatkan dana luar biasa yang mereka dapatkan melalui
rencana penyelamatan, untuk meningkatkan keselamatan publik.
Proposal
anggaran Wali Kota Washington DC akan menginvestasikan 59 juta dollar AS (Rp
854 miliar) dari rencana penyelamatan untuk mengurangi kejahatan kekerasan.
"Ini
akan menambah 100 slot baru untuk program kadet dan menambahkan 14 juta dollar
AS (Rp 202 miliar) untuk inisiatif keselamatan pemuda. Jadi kami pasti melihat
dan merasakan ini (dampak) bahkan di komunitas kami di sini dan ini (DC) adalah
salah satu kota yang menjadi fokus DOJ," ujarnya.
Penembakan
itu terjadi pada Kamis (22/7/2021) petang di persimpangan yang berdekatan dengan Le Diplomate, di mana
Biden pada 31 Mei melakukan jamuan makan pertamanya di luar sebagai presiden di
sebuah restoran DC.
Reporter
CNN, Jim Acosta, mengunggah video dari area tempat
duduk terbuka restoran, menunjukkan pengunjung melarikan diri di tengah letupan
tembakan.
Di
persimpangan yang sama, seorang ayah dua anak berusia 53 tahun yang bekerja
untuk Peace Corps ditembak mati pada 29 Juni, ketika dia terkena peluru nyasar
saat dia dan istrinya pergi makan malam.
Penembakan
Kamis (22/7/2021) malam melanjutkan serangkaian penembakan berbahaya lainnya yang
kembali menimbulkan keresahan beberapa hari terakhir.
Pada
Sabtu (17/7/2021) malam, baku tembak di luar pertandingan bisbol Nationals, melukai
tiga orang.
Ribuan
penggemar olahraga itu berebut mencari perlindungan setelahnya.
Satu
hari sebelumnya, seorang gadis berusia 6 tahun ditembak di dekat lokasi yang
sama. [dhn]