Pegasus adalah software peretas atau spyware yang
dikembangkan, dipasarkan, dan dimintakan perizinannya ke banyak pemerintahan di
dunia oleh perusahaan Israel, NSO Group. Karenanya, Pegasus memiliki kemampuan
menginfeksi miliaran ponsel yang beroperasi, baik di sistem iOS maupun Android.
Versi awal Pegasus ditemukan pada tahun 2016. Spyware itu
bekerja menginfeksi ponsel lewat apa yang disebut spear-phishing atau kiriman
pesan teks atau email yang menjebak target dengan cara mengklik link jahat di
dalamnya.
Baca Juga:
Waspada! Aplikasi di Android Ini Bisa Bajak Rekening Loh...
Sejak itu, kemampuan menyerang yang dikembangkan NSO Group
diyakini telah jauh lebih maju. Infeksi Pegasus sdbisa terjadi melalui serangan
"zero-click" yang tidak lagi membutuhkan interaksi dari pemilik ponsel.
Cara-caranya kini akan lebih kerap mengekploitasi kerentanan lewat cacat atau
bug bawaan dalam sebuah sistem operasi yang tidak diketahui si pembuat ponsel,
dan karenanya tidak mampu diperbaiki.
Target mata-mata di
India dan Meksiko
Baca Juga:
Simak, Tanda-tanda Jika Ponsel Anda Diserang Malware
Klien NSO tidak hanya mencakup negara-negara otokratis
seperti Arab Saudi dan Azerbaijan, tetapi juga negara-negara demokrasi termasuk
India dan Meksiko. Situs berita India The Wire melaporkan 300 ponsel masuk
dalam daftar peretasan.
Pada tahun 2019, sebuah studi oleh Citizen Lab Universitas
Toronto mengungkapkan bahwa pemerintah India memata-matai pengacara, aktivis,
dan jurnalis menggunakan perangkat lunak Pegasus melalui WhatsApp.
Pemerintah India telah membantah tuduhan tersebut setelah
WhatsApp mengajukan gugatan terhadap NSO di Amerika Serikat, di mana aplikasi
pesan itu mengkonfirmasi rincian yang dilaporkan oleh Citizen Lab.