Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, beralasan, "negara-negara Skandinavia adalah penginapan bagi organisasi teroris".
Turki mengatakan ingin negara-negara Nordik menghentikan dukungan untuk kelompok militan Kurdi yang ada di wilayah mereka, dan mencabut larangan penjualan beberapa senjata ke Turki.
Baca Juga:
Turki Bekuk 34 Mata-mata Israel yang Incar Warga Palestina
NATO dan Amerika Serikat mengatakan mereka yakin Turki tidak akan menahan keanggotaan Finlandia dan Swedia.
Setiap keputusan tentang perluasan NATO memerlukan persetujuan dari 30 anggota aliansi dan parlemen mereka, tetapi para diplomat mengatakan Erdogan akan berada di bawah tekanan untuk menyerah karena Finlandia dan Swedia akan sangat memperkuat NATO di Laut Baltik.
“Saya yakin bahwa kami akan dapat mengatasi kekhawatiran yang telah diungkapkan Turki dengan cara yang tidak menunda keanggotaan,” kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada Minggu.
Baca Juga:
Erdogan Rencanakan Pembicaraan dengan Putin untuk Pulihkan Perjanjian Laut Hitam
Debat parlemen, sebuah formalitas karena sudah ada mayoritas luas di balik sebuah aplikasi, juga memberi kesempatan bagi kedua pihak yang menentang lamaran keanggotaan NATO untuk menyuarakan keprihatinan mereka.
"Keputusan untuk bergabung dengan aliansi bersenjata nuklir dengan rezim otoriter dibuat tanpa masukan dari pemilih. Ada cara lain untuk menjaga Swedia tetap aman," kata pemimpin Partai Kiri, Nooshi Dadgostar. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.